Makalah
SEJARAH AWAL
PERTUMBUHAN ISLAM MASA NABI MUHAMMAD
DI MAKKAH
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen
Pengampu : Drs. H. M. Mudhofi, M.Ag.
Disusun
Oleh :
Ahmad
Ali As’adi (1501046003)
Ainis
Shofwah Mufarriha (1501046031)
Ainurrika
Nadhifa (1501046033)
PMI-A1
PENGEMBANGAN
MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Peradaban adalah suatu proses
perubahan cara hidup manusia. Dalam hal ini, kemajuan yang dicapai meliputi
aspek bahasa, kesenian, ilmu pengetahuan, sosial, politik, hukum, dan agama.
Dalam prosesnya, peradaban berjalan secara terus menerus dalam waktu yang
sangat lama. Pada saat seluruh dunia tenggelam dalam arus kebohongan dan jauh
dari sinaran tauhid, khususnya Arab, muncul seorang tokoh besar dalam sejarah
sepanjang masa. ia mengantarkan masyarakat yang kacau menjadi masyarakat yang
terbimbing, terdidik, dan melepaskan kemusyrikan menuju tauhid. Ia adalah Nabi
Muhammad yang terkenal sebagai pembawa risalah rahmatan lil ‘alamin. Periode Rasulullah merupakan masa cikal bakal
pembentukan peradaban Islam. Dalam masa diuraikan dinamika yang terjadi pada
masyarakat muslim dalam upaya merintis penegakan risalah Islam di sekitar
jazirah Arab.
Kajian tentang The Islamic Civilization atau peradaban
Islam tidak bisa dilepaskan dari peradaban Arab sebagai tempat lahir dan
berkembangnya agama Islam. Oleh karena itu, terkadang peradaban ini disebut
peradaban Arab, karena pertama kali peradaban ini muncul di kalangan bangsa
Arab, meskipun kemudian dikembangkan oleh generasi Islam dari selain bangsa
Arab. [1]
Jazirah Arab dan kota Makkah adalah kesatuan yang utuh yang melingkupi sejarah
berkembangnya Islam yang perlu diulas dan diketahui. Oleh karena itu, dalam
makalah ini, akan dijelaskan bagaimana kondisi yang ada di Arab pada awal
masuknya Islam, penentangan dan penerimaan Islam oleh Nabi Muhammad,
faktor-faktor yang mendasari penentangan dan penerimaan itu, strategi dan
prestasi dakwah Nabi, serta pelajaran penting kajian-kajian tersebut dalam
pengembangan peradaban Islam di masa kini dan masa depan, yang semuanya akan
dirangkum pada pembahasan di dalam makalah ini.
2.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
kondisi sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama masyarakat Arab pada awal
masuknya Islam?
2.
Apa saja
tantangan yang dihadapi Nabi Muhammad?
3.
Apa saja
kelompok yang menentang maupun yang mendukung?
4.
Apakah faktor-faktor
yang mempengarui kelompok penentang dan pendukung?
5.
Bagaimana
strategi dakwah Nabi Muhammad?
6.
Apa prestasi
dakwah Nabi Muhammad di Makkah?
7. Apa
pelajaran terpenting kajian ini bagi pengembangan peradaban Islam di masa kini
& masa depan?
PEMBAHASAN
1. Kondisi
sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama
masyarakat Arab pada awal masuknya Islam
·
Dalam kehidupan sosial masyarakat
Arab, perempuan dianggap membawa aib. Kebanyakan wanita
tidak ada harganya di mata masyarakat. Mereka dianggap tidak lebih dari barang
yang dijual-belikan di pasar.mereka tidak dapat menjadi pewaris suami atau
orang tua. Laki-laki dengan semaunya bisa menikah dengan wanita yang banyak,
sedangkan wanita hampir tidak. Apabila dikalangan mereka kalah dalam
peperangan, maka istri dan anak
perempuannya akan diperkosa beramai-ramai oleh suku yang menang dalam
peperangan sehingga lebih baik bagi perempuan untuk dibunuh terlebih dahulu.
Mengenai kasus penguburan anak perempuan hidup-hidup, itu tidak berlaku pada
semua suku Arab, tradisi itu berlaku pada beberapa suku diantaranya pada Bani
Tamim dan Bani As’ad. Mereka membunuh anak-anak karena punya keyakinan, bahwa
anak (kebanyakan perempuan) adalah penyebab kemiskinan dan keluarga menjadi
malu.[2] Selain itu, hidup masyarakat pada saat itu hanya mengikuti hawa nafsu,
berjudi, saling berperang satu sama lain, dan yang kuat menguasai yang lemah.[3]
·
Sedangkan
didalam kehidupan politik, aturan yang berlaku disana adalah adat kesukuan.
Bahkan aturan adat kesukuan ini berlaku hingga di lingkungan kerajaan yang
notabene merupakan lingkungan kota di jazirah Arabia. Seperti kerajaan Yaman di
Arab bagian selatan, kerajaan Hairah di Arab bagian timur laut, dan kerajaan
Ghassasanah di Arab bagian barat laut. Mereka tidak melebur menjadi satu
golongan, akan tetapi terpecah menjadi beberapa kabilah dan setiap kabilah
fanatik dengan kabilahnya masing-masing. Pemimpin kabilah dipilih dan diangkat
oleh kalangan mereka sendiri dan untuk menjadi pemimpin kabilah harus memiliki
beberapa kriteria tertentu, diantaranya adalah pemberani, berwibawa,
karismatik, dan lain sebagainya. Pemimpin kabilah memiliki hak, baik yang
bersifat moral maupun material. Diantara hak moral bagi seorang pemimpin
kabilah adalah mendapat penghormatan, penghargaan, dipatuhi segala perintahnya,
memutuskan dan menjatuhkan hukuman. Adapun hak materialnya adalah dia
mendapatkan seperempat dari harta rampasan perang, dan sebelum harta rampasan
perang dibagian, dia juga berhak untuk mengambil sebagiannya atas nama pribadi.
Selain itu, dia juga berhak mendapat harta yang didapatkan dari musuh sebelum
perang dimulai. Dan setelah harta rampasan perang dibagikan, dia juga berhak
mendapatkan kelebihannya.[4]
·
Kehidupan
ekonomi penduduk jazirah Arab berbeda-beda, karena terbagi atas dua bagian
yaitu penduduk kota (ahl al-hadhara) dan penduduk pedalaman (ahl al-badwi).
Penduduk kota tinggal dan menetap di kota-kota jazirah Arab dengan mata
pencaharian utama berdagang dan bercocok tanam. Kafilah perdagangan dari kota
Makkah menjadi penghubung bagi hasil-hasil perdagangan antara dunia Timur dan
Barat. Mereka membeli barang dagangan dari India dan Tiongkok di Yaman kemudian
menjualnya ke Syria. Dan setibanya di Syria mereka membeli barang-barang
perdagangan dari Eropah dan dijual di Yaman. Penduduk yang bercocok tanam
mengusahakan perkebunan tanaman pangan terutama kurma. Sedangkan kaum Badwi
adalah penduduk yang mendiami daerah pedalaman. Cara hidup mereka adalah nomaden
atau berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah yang lain. Mereka tidak
mempunyai perkampungan yang tetap. Cara hidup nomaden ini sesuai dengan keadaan
alam jazirah Arab. Jazirah ini sebagian besar terdiri dari padang pasir dan
tanah pegunungan. Disana sini diselingi oleh oase. Oleh karena keadaan alam
demikian itulah maka satu-satunya matanpencaharian mereka adalah berternak.
Binatang-binatang yang diternakkan adalah kambing, biri-biri, kuda, dan
terutama unta. Unta dan kuda memegang peranan penting dalam kehidupan padang
pasir. Bagi kaum Badwi, unta itu berarti binatang yang memberi bekal
sehari-hari, alat pengangkutan dan alat tukar menukar serta dagingnya untuk
dimakan.[5]
·
Kebudayaan
Arab Jahiliyah terdiri atas kebudayaan material dan kebudayaan non material.
Kebudayaan material pada zaman itu yaitu bendungan Ma’rib dan Ka’bah. Bendungan
Ma’rib merupakan bendungan yang dibangun pada abad kedua sebelum masehi yang
membendung sungai yang mengalir di antara dua gunung pada celahnya yang sempit.
Dipuncaknya dibuat saluran air yang mampu mengaliri tujuh puluh lembah yang
membutuhkan pengairan dalam pengolahan tanahnya. Pembuatan bendungan
menunjukkan adanya keahlian dan tehnik yang sudah maju dari bangsa Arab itu.
Berkurangnya perhatian dan tidak adanya pemeliharaan menyebabkan robohnya
bendungan ini di pertengahan abad kedua Masehi yang menyebabkan “sail al-arim”
atau banjir besar. Banjir itu melanda kerajaan yang berada di sekitar Yaman dan
meruntuhkannya sehingga bekas-bekasnya sulit dilacak.
Bangunan suci yang terpenting dan paling masyhur dikalangan bangsa Arab
adalah Ka’bah. Dibangun oleh Nabi Ibrahim dan anaknya Ismail. Kemudian
dipelihara oleh keturunan Amaqilah. Pada masa keturunan Jurhum memegang
kekuasaan di Hijaz, Ka’bah diperbaiki oleh mereka pada abad ke lima Masehi oleh
Qusai bin Kilab. Dan kira-kira lima tahun sebelum kerasulan diperbaiki lagi
oleh bangsa Quraisy yang berdiam di seputar tanah Haram. Ka’bah terbuat dari
batu gunung dan berbentuk kubus. Ka’bah dihormati dan disucikan oleh kabilah-kabilah
Arab maupun agama yang dianutnya. Rumah suci ini memiliki daya tarik untuk
diziarahi tiap tahun pada bulan-bulan haram.
Sedangkan kebudayaan non materialnya adalah syair, amtsal, tenun dan
ramalan. Berbagai syair Arab telah dijumpai di daerah Arab selatan, semenjak
abad ketiga dan keempat sesudah Masehi. Pada zaman itu, di Ukaz setiap tahun
diadakan pasar tahunan dimana orang mengadakan sayembara mengarang syair. Syair
yang terpilih dan dipandang baik akan dituliskan dengan air mas dan digantungkan
di Ka’bah, yang disebut muallaqat.
Pengarangnya ternama dan dihormati orang. Disamping syair sebagai hasil sastra
yang bernilai tinggi, ada juga “amtsal” atau pepatah Arab. Berbeda dengan syair
yang merupakan ungkapan perasaan penyair, dan terikat oleh (kafiah) atau
persajakan, amtsal berasal dari orang awam sehingga lepas dari ikatan
persajakan tetapi mengandung buah fikiran yang umum. Yaitu yang menggambarkan
alam sekitar dimana bangsa itu hidup. Kahin (tukang tenun dan ramal) mempunyai
kedudukan terpandang di tengah-tengah masyarakat. Malah ditakuti sebabadanya
kepercayaan terhadap keampuhan jimat, tangkal, dan semacamnya. Mereka dipercaya
dapat bergaul dengan jin atau syetan yang memberinya kekuatan magik dan dapat
digunakan untuk menyihir, mengobati, dan sebagainya.
·
Bangsa Arab
sebelum Islam telah menganut agama yang mengakui Allah sebagai Tuhan mereka.
Kepercayaan ini diwarisi secara turun-temurun sejak Nabi Ibrahim AS dan Ismail
AS yang disebut dengan Hanif. Yaitu kepercayaan mengakui keesaan Allah sebagai
pencipta alam, Tuhan yang menghidupkan dan mematikan, Tuhan yang memberi rizki,
dan sebagainya. Kepercayaan kepada Allah tersebut tetap diyakini oleh bangsa
Arab sampai kerasulan Muhammad SAW, hanya saja dicampur baurkan dengan tahayul
dan kemusyrikan, mensekutukan Tuhan dengan sesuatu dalam menyembah dan memohon
kepadaNya. Seperti jin, roh, hantu, bulan, matahari, tumbuhan, berhala, dan
sebagainya. Kepercayaan yang menyimpang dari agama Hanif disebut agama
Watsaniyah, yaitu agama yang mempersyarikatkan Allah dengan mengadakan
penyembahan kepada: Anshab (batu yang belum memiliki bentuk), Autsan (patung
yang terbuat dari batu), dan Ashnam (patung yang terbuat dari kayu, emas,
perak, logam, dan yang tidak terbuat dari batu). Tidak semua orang Arab jahiliyah
penyembah “Watsaniyah”, ada beberapa kabilah yang menganut agama Yahudi dan
agama Masehi (Nasrani). Agama Yahudi dianut oleh bangsa yahudi yang termasuk
rumpun bangsa Samiyah (Semit). Asal usul Yahudi berpangkal pada Nabi Ibrahim.
Bangsa ini juga disebut bangsa Israel, yaitu turunan Nabi Ya’kub bin Ibrahim.
Nama Yahudi disandarkan pada Yahuda, salah seorang dari dua belas putera Nabi
Ya’kub. Agama Yahudi sampai ke jazirah Arab dibawa oleh bangsa Israil dari
negeri Asyur. Mereka diusir oleh kerajaan Romawi yang beragama Masehi. Al-Masih
(Nabi Isa AS) dibangkitkan untuk menyeru kaum Bani Israil untuk menyembah
Allah, berbudi luhur, menyayangi si lemah, zuhud dari kehidupan dunia dan
memperbanyak amalan ukhrawiyah. Ajaran-ajaran Al-Masih disirkan oleh sahabat-sahabatnya.
Sabda Al-Masih dan ceritanya dihimpun dalam kitab Injil. Agama ini mulai tumbuh
dalam kekuasaan kerajaan Romawi, terutama pada zaman Konstantin Agung.
2. Tantangan
yang dihadapi Nabi di Makkah
Pada umumnya, orang kafir Quraisy tidak
senang menerima kehadiran agama Islam di tengah-tengah kehidupan mereka. Para
tokoh masyarakatnya mulai menyebarkan isu yang tidak benar mengengai ajaran
yang dibawa Nabi Muhammad S.A.W. sebagai salah satu cara untuk mengambat
gerakan islamisasi sehingga banyak masyarakat yang terpengaruh oleh isu-isu
yang menimbulkan fitnah tersebut. Salah seorang tokoh masyarakat Quraisy yang
selalu menghalangi gerakan dakwah Nabi Muhammad adalah Abu Lahab. Ia mulai
menghasut masyarakat Arab Quraisy supaya membenci Nabi Muhammad dan Islam.
Bahkan Abu Thalib, paman Nabi yang memelihara dan mengasunya sejak kecil juga
dihasut untuk melarang Nabi Muhammad agar tidak menyebarkan agama Islam. Bahkan
Abu Talib sering mendapat ancaman dan dipaksa untuk memenuhi keinginan
masyarakat Quraisy tersebut.
Orang kafir juga membujuk Nabi agar Nabi
menghentikan dakwah dengan tawaran mendapat harta yang melimpah dan wanita yang
cantik. Namun Nabi menolaknya. Mereka yang tidak senang ajakan Rasulullah,
terus berusaha dan mengganggu merintangi dakwah Nabi dengan berbagai cara,
termasuk penyiksaan dan pembunuhan. Diantara sahabat Nabi Muhammad S.A.W. yang
mendapat siksaan dari kafir Quraisy adalah Bilal bin Rabbah, Yasir, Amr bin
Yasir, Sumaiyyah (istri Yasir) Kabbab bin Aris, Ummu Ubais, Zinnirah, Abu
Fukaihah, al-Nadyah, Amr bin Furairah dan Hamamah. Mereka menerima siksaan
diluar batas kemanusiaan. Misalnya, dipukul, dicambuk, tidak diberi makan dan
minum. Bilal dijemur dibawah terik sinar matahari dan ditindih batu besar.
Istri Yasir yang bernama Sumaiyyah, ditusuk dengan lembing sampai terpanggang.[6]
Kebencian musyrikin Quraisy terhadap
Nabi Muhammad semakin meningkat manakala mereka menyaksikan penganut Islam
terus bertambah. Tidak hanya penghinaan yang ditimpa Nabi melainkan juga
rencana pembunuhan yang dilakukan oleh Abu Sufyan. Kegagalan musyrikin Quraisy
menghalangi dakwah Nabi dikarenakan beliau dilindungi oleh Bani Hasyim dan bani
Muthalib. Menyadari hal itu, musyrikin Quraisy membunuh kedua keluarga besar
itu. Belum sembuh kepedihan yang dirasakan Nabi Muhammad akibat aksi kaum
Quraisy itu, Abu Thalib dan Siti Khadijah meninggal dunia. Oleh karena itu,
tahun itu dikenal dengan tahun kesedihan (‘amul husni).[7]
3. Kelompok
yang menentang dan mendukung dakwah Nabi Muhammad S.A.W.
Dakwah Islam yang dilakukan Rasulullah, baik
secara diam-diam maupun secara terbuka, mendapat tanggapan (respon) yang
beragam dari kalangan masyarakat Makkah. Kelompok yang menentang adanya dakwah
Rasulullah, salah satunya berasal dari kaum kafir Quraisy. Wujud penentangan
dari kaum kafir Quraisy yaitu ketika Rasulullah menyampaikan pidato, masyarakat
mendustakan dan mengejeknya. Diantara yang mendustakan itu adalah Abu Lahab dan
istrinya yang notabene adalah paman Rasulullah sendiri. Mendegar seruan untuk memeluk Islam, Abu Lahab berkata kasar, “Kurang ajar
kau hai Muhammad! Apakah hanya untuk ini kau kumpulkan kami?” kemudian Abu
Lahab mengambil batu dan melemparkannya kepada nabi Muhammad S.A.W. Dalam
mengadapi peristiwa itu, beliau bersikap tenang dan berjiwa besar. Ia hadapi
semuanya dengan kesabaran dan tawakkal kepada Allah.[8]
Sedangkan sejumlah kecil mereka yang
menerima ajaran Islam adalah para sahabat dan keluarga dekat Rasulullah.
Diantaranya yaitu, istri Rasulullah yang bernama Siti Khodijah. Sahabat nabi
yang menyatakan keislamannya dalam sejarah Islam dikenal dengan sebutan As-sabiqunal Awwalun. Yaitu, Usman bin
Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrohman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, Talhah bin
Ubaidillah, Abu Ubaidillah bin Jarrah, Al-Arqam bin Abi Al-Arqam.[9]
4. Faktor-faktor
yang menyebabkan masyarakat Makkah menentang dan mendukung dakwah Nabi Muhammad
Di dalam berdakwah
menyiarkan Islam, Nabi mendapatkan bermacam-macam perlakuan
dari masyarakat Makkah. Ada yang menentang dan adapula yang mendukung.
Bagi masyarakat yang menentang,
faktor yang mendasari penentangan merekapun beragam. Salah satunya adalah
karena faktor sosial dan keagamaan. Suatu hari, saat pengikut Islam telah
mencapai empat puluh orang, Nabi SAW pergi ke Ka,bah di Masjidil Haram dan mengucapkan
‘Syahadah’ (persaksian) dengan suara yang keras : “Asyhadu al-la-ilaha illallahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa
Rasuluh” (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi
bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya). Tindakan ini dipandang sebagai
penghinaan yang amat besar terhadap Ka’bah dan adat istiadat Quraisy. Maka
muncullah kerusuhan, orang-orang kafir mulai menyerang Nabi. Tetapi Nabi
Muhammad dan para pengikutnya tetap meneruskan missi mereka dan menyatakan secara
terbuka bahwa berhala-berhala mereka (kafir Quraisy) tidak bisa memberi manfaat
maupun kerugian. Nabi memerintahkan mereka untuk berbuat baik antar sesama dan
menghindari kemungkaran. Ajaran-ajarannya merupakan senjata pamungkas bagi
istiadat dan cara hidup bangsa Quraisy yang salah. Sedang orang Quraisy
menganggapnya sebagai penghinaan terhadap kepercayaan serta nenek moyang
mereka. Awal keberhasilan Rasulullah merupakan sesuatu yang menyakitkan bagi
orang Quraisy. Karena itu mereka berusaha dengan segala daya untuk menakut-nakuti
para pemeluk Islam yang baru dan berusaha menurunkan popularitas Nabi yang
sedang menanjak. Mereka meramalkan bahaya, yang mereka sebut sebagai harkat dan
prestise dalam Islam, karena Islam menjanjikan persamaan bagi seluruh manusia
dan kebebasan berpikir. Padahal tokoh Quraisy tidak menyukai hal ini. [10]
Disamping alasan sosial dan
keagamaan, adapula alasan politis di balik permusuhan bangsa Quraisy terhadap
Rasulullah. Bangsa Quraisy merupakan bangsa yang memimpin Jazirah Arabia,
Masjid al-Haram dan Ka’bah, Baitullah, menjadikan Makkah sebagai posisi sentral
ditengah-tengah berbagai suku dan bangsa di Arabia. Mereka dipandang sebagai
yang paling terhormat dan sebagai pemegang amanah Rumah Allah (Baitullah). Bagi
mereka menerima iman baru berarti harus mengakhiri adat-istiadat lama,
akibatnya mereka akan kehilangan posisi penting tersebut yang telah mereka
duduki selama berabad-abad. Selain itu, satu cabang dari bangsa Quraisy, Bani
Hasyim keluarga Nabi SAW, kehilangan kursi pimpinan dari Bangsa Quraisy setelah
‘Abdul Muththalib meninggal. Kursi kekuasaan beralih ke keluarga Bani Umayyah
ketika Nabi kita memaklumkan kenabiannya setelah mendapat wahyu. Padahal sejak
lama telah ada permusuhan antara Bani Hasyim dan Bani Umayyah. Bani Umayyah
tentu akan kehilangan superioritas bila missi Muhammad diterima. Tidak hanya
Bani Umayyah yang menentang Nabi Muhammad, tapi juga suku-suku lain yang telah
menduduki jabatan dalam Bangsa Quraisy kala itu.[11]
Sedangkan untuk kelompok yang
mendukung dan menerima dakwah Nabi Muhammad, yaitu keluarga dan sahabat Nabi
serta masyarakat Makkah yang memeluk Islam, mereka mengimani agama Islam karena
mereka yakin bahwa Nabi Muhammad merupakan Nabiyullah yang diutus untuk
menyebarkan Islam. Jelasnya, mereka yang masuk Islam saat itu sama sekali bukan
termotivasi untuk mendaptakan hal yang bersifat duniawi. Jauh dari itu, mereka
memeluk Islam didorong oleh keimanan yang Allah telah tumbuhkan dihati mereka
untuk menerima Islam sebagai agama mereka dan membela Nabi mereka.[12]
5. Strategi
dakwah Nabi Muhammad
Dalam menjalankan dakwah, Nabi Muhammad
memiliki strategi atau cara tertentu agar masyarakat memeluk islam. Tentu saja
strategi tersebut Nabi sesuaikan dengan kondisi dan keadaan masyarakat kota
Makkah serta menghargai ajaran yang telah
ada. Adapun strategi dakwah Nabi yaitu dakwah secara sembunyi-sembunyi
(tertutup) dan dakwah secara terbuka.
a) Dakwah
secara sembunyi-sembunyi
Didalam awal
kenabiannya, Nabi Muhammad langsung mendakwahkan beberapa perintah Allah yang
diturunkan kepadanya. Perintah-perintah itu terlihat dengan sagat jelas dalam
beberapa ayat al-Qur’an yang diturunkan setelah turunnya lima ayat pertama
surah al-‘Alaq. Bunyi perintah Allah yang harus beliau dakwahkan pertama kali
kepada umat manusia adalah, “Hai
orang-orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu
agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala)
tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan)
yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.” (QS.
Al-Muddatstsir:1-7). [13]
Memang perintah disini belum ditunjukkan
secara khusus kepada siapapun. Yang penting adalah memulai memberikan
peringatan. Memulainya terserah kepada Rasulullah, ditunjukkan kepada siapa
saja. Namun, dari perintah “membersihkan pakaian” dapat dipahami bahwa yang
pertama adalah “pakaian” nabi. Dalam hal ini, istri dan orang-orang dirumah beliau.
Memang kata ”pakaian” dapat juga dipahami dalam arti “istri” karena sejalan
dengan firman-Nya di surat Al-Baqarah ayat 187 yang artinya: “Mereka (istri-istri kamu) adalah pakaian
untuk kamu dan kamu pun (wahai para suami) adalah pakaian untuk mereka” [14]
Sejarah memberitakan bahwa realisasi
perintah itu dilaksanakan oleh Rasul dalam bentuk rahasia yang ditunjukkan
kepada orang-orang tertentu, baik keluarga beliau maupun teman-teman yang
beliau anggap dapat menerima ajaran islam atau minimal tidak menimbulkan reaksi
yang dapat menghalangi lajunya dakwah. Realisasi perintah ini secara terbuka
dimulai setelah berlalu tiga tahun dari turunnya wahyu pertama, yakni dengan
turunnya perintah Allah untuk memberi peringatan kepada keluarga terdekat
beliau (QS. Asy-Syu’ara’ ayat 214)
Dapat dipastikan bahwa Siti Khodijah
adalah manusia pertama yang percaya kepada Nabi Muhammad SAW. Istri pertama dan
tercinta Nabi Muhammad itulah yang membenarkan dan mendukung beliau, yang
kemudian disusul oleh Ali bin Abi Thalib yang juga orang dalam rumah. Zaid bin
Haritsah kekasih dan bekas anak angkat beliau termasuk juga orang pertama yang
memeluk islam. Abu Bakar ra. yang merupakan orang diluar keluarga yang
mempercayai beliau karena Abu Bakar adalah teman akrab Nabi Muhammad sejak
sebelum masa kenabian. Abu Bakar ra. memiliki pandangan jauh, kejernihan hati,
dan pikiran. Beliau juga dikenal luas oleh masyarakat jahiliyah bukan saja
karena kekayaan, ketampanan dan penampilannya yang selalu indah, tetapi juga
karena pengetahuannya yang luas khususnya dalam bidang garis keturunan suku
Quraisy. Termasuk juga dalam kelompok pertama pemeluk islam adalah putri-putri
Nabi, walaupun tidak secepat Khodijah dan Ali, karena mereka telah berumah
tangga (yakni berada diluar rumah) sehingga mereka tidak secepat orang dalam
rumah yang mendengar berita Nabi SAW. Ketika jumlah pengikut Nabi telah
mencapai sekitar tiga puluh orang, Nabi SAW. memilih kediaman al-Arqam bin al-Arqam
yang juga telah memeluk islam, sebagai tempat pertemuan guna memperoleh
bimbingan beliau dan juga tempat bagi mereka yang berminat memeluk islam untuk
menyampaikan niatnya kepada Nabi SAW.[15]
b)
Dakwah Terbuka
Setelah
sekian lama berdakwah secara tertutup dan rahasia, turun firman Allah
memerintahkan untuk memberi peringatan kepada keluarga besar beliau yang
terdekat dalam QS. Asy-Syu’ara’ ayat 214-216 yang artinya “peringatilah kerabat-kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu
terhadap orang-orang yang mengikutimu dari orang-orang mukmin. Jika mereka
(kaum musyrik) mendurhakaimu, maka katakanlah “sesungguhnya aku tidak
bertanggungjawab terhadap apa yang kamu kerjakan”
Memenuhi perintah ini, Nabi SAW.
menyiapkan santap siang dengan mengundang sekitar tiga puluh atau empat puluh
orang dari keluarga terdekat beliau antara lain, Abu Thalib,
Hamzah, Abbas, dan Abu Lahab. Selesai makan dan sebelum Nabi berbicara, Abu
Lahab mengajak hadirin untuk meninggalkan rumah, sehingga Nabi SAW tidak sempat
menyampaikan sesuatu yang penting.
Selain berdakwah kepada keluarga
besarnya, yang juga termasuk dakwah secara terbuka, Nabi mulai melakukan dakwah
ke masyarakat Makkah.
Tiga tahun lamanya Nabi Muhammad SAW
berdakwah secara rahasia, ketika itu kaum musyrik belum menyadari betapa nabi
Muhammad SAW dan dakwahnya dapat melakukan perubahan besar dalam masyarakat
mereka, apalagi masyarakat dunia. Karena itulah, dakwah secara terang-terangan
yang dilakukan oleh Nabi mendapat perlawanan dari kaum Quraisy.[16]
Setelah Nabi SAW merasa yakin
terhadap janji pamannya, Abu Thalib, yang akan melindungi dalam menyampaikan
wahyu dari Rabb-Nya, suatu hari beliau berdiri di bukit Shafa lalu berseru, “Ya Shabahah!” (seruan untuk menarik
perhatian orang untuk berkumpul di waktu pagi hari dan biasa digunakan untuk
berperang). Maka berkumpullah suku-suku Quraisy. Beliau mengajak mereka kepada
tauhid dan beriman terhadap risalah beliau dan hari Akhir. Teriakan yang keras
ini merupakan tujuan dari penyampaian dakwah. Rasulullah SAW menjelaskan kepada
manusia dari kalangan kerabat terdekat beliau, bahwasanya pembenaran terhadap
risalah ini adalah yang menghidupkan hubungan antara mereka dengan beliau. Dan
sikap fanatik terhadap kerabat yang melekat pada bangsa Arab, akan meleleh
karena panasnya seruan yang datang dari Allah tersebut. [17]
6. Prestasi dakwah Nabi Muhammad di Makkah
Di perjalanan dakwah Nabi
Muhammad, utamanya di Makkah, Nabi berhasil membuat perubahan pola hidup dan
pola pikir masyarakat yang dahulunya jahiliyah menjadi mayarakat yang lebih
maju berkat agama yang dibawanya, yaitu agama Islam. Meskipun tidak seluruh
masyarakatnya memeluk Islam, namun secara tidak langsung Islam berhasil
mengubah pola pikir dan pola hidup yang semula masih jahil (bodoh) dengan
mendapat pencerahan Islam menjadi negara yang beradab. Kota Makkah merupakan
kota awal penyebaran Islam oleh Nabi Muhammad. Nabi Muhammad dengan segala
upayanya telah mengislamkan kaum musyrikin dan membawanya ke jalan yang benar.
7. Pelajaran terpenting kajian ini bagi pengembangan
peradaban Islam di masa kini dan masa yang akan datang
Dalam sejarah peradaban agama Islam di Makkah,
banyak hal yang dapat kita jadikan pelajaran di kehidupan. Utamanya bagi
pengembangan peradaban Islam masa kini dan masa yang akan datang. Disini
penulis mengaitkan antara ujian yang pernah dialami Rasulullah dengan kejayaan
Islam masa kini dan masa yang akan datang. Karena, tanpa adanya perjuangan yang
dilakukan Rasulullah, Islam tidak akan seberkembang dan sejaya sekarang bahkan
nanti.
Keterkaitan ujian sangat erat.
Sunatullah telah berputar, bahwa tidak mungkin umat tegak, jaya, kecuali
setelah berlalu dengn tahapan-tahapan ujian yang berbeda-beda menghampiri
mereka. Dengan adanya ujian, Allah memilih antara yang kotor dan yang bersih.
Allah berkehendak menguji orang-orang mukmin untuk menguji iman mereka yang
selanjutnya setelah itu, mereka akan meraih kejayaannya di muka bumi. Seseorang
dapat dikatakan kokoh apabila ia telah diuji.[18]
Disini ditekankan bahawa
pelajaran terpenting dalam kajian ini bagi pengembangan peradaban Islam di masa
kini dan masa yang akan datang adalah berusaha menghadapi cobaan yang di
berikan Allah serta senantiasa menegakkan Islam. Apabila seluruh generasi
menegakkan Islam, seperti yang telah Rasulullah perjuangkan, bukan tidak
mungkin peradaban Islam dapat menempati kursi kejayaan dimasa yang akan datang.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hidup masyarakat Arab pra-Islam
hanyalah mengikuti hawa nafsu, seperti berjudi, saling berperang satu sama
lain, berzina, dan sudah menjadi adat bahwa yang kuatlah yang berkuasa. Sedangkan
didalam kehidupan politik, aturan yang berlaku disana adalah adat kesukuan.
Mereka tidak melebur menjadi satu golongan, akan tetapi terpecah menjadi
beberapa kabilah. Kehidupan ekonomi penduduk jazirah Arab berbeda-beda.
Penduduk kota tinggal dan menetap di kota-kota jazirah Arab dengan mata
pencaharian utama berdagang dan bercocok tanam. Sedangkan kaum Badwi (pedalaman)
adalah penduduk yang mendiami daerah pedalaman memiliki mata pencaharian berternak.
Kebudayaan Arab Jahiliyah terdiri atas kebudayaan material dan kebudayaan non
material. Kebudayaan material pada zaman itu yaitu bendungan Ma’rib dan Ka’bah.
Sedangkan kebudayaan non materialnya adalah syair, amtsal, tenun dan ramalan. Agama
yang dianut pada masa awal masuknya Islam di Arab adalah agama Hanif
(kepercayaan warisan Nabi Ibrahim), agama Yahudi dan agama Masehi.
Tantangan yang dihadapi Nabi : Para tokoh masyarakat Quraisy mulai menyebarkan isu
yang tidak benar mengengai ajaran yang dibawa Nabi Muhammad S.A.W. Orang kafir
juga membujuk Nabi agar Nabi menghentikan dakwah dengan tawaran mendapat harta
yang melimpah dan wanita yang cantik, rencana dibunuhnya Nabi Muhammad oleh Abu Sufyan, meninggalnya Abu Thalib
dan istri Nabi (Siti Khadijah) dan pemboikotan oleh kafir Quraisy.
Kelompok yang menentang
adanya dakwah Rasulullah, salah satunya adalah dari kaum kafir Quraisy. Sejumlah kecil
mereka yang menerima ajaran Islam adalah para sahabat dan keluarga dekat
Rasulullah.
Faktor yang mendasari
penentangan merekapun beragam. Salah satunya adalah karena faktor sosial dan
keagamaan. Adapula alasan politis di balik permusuhan bangsa Quraisy terhadap
Rasulullah. Mereka yang masuk Islam saat itu sama sekali bukan termotivasi
untuk mendaptakan hal yang bersifat duniawi. Jauh dari itu, mereka memeluk
Islam didorong oleh keimanan yang Allah telah tumbuhkan dihati mereka. Sedangkan
strategi dakwah Rasulullah adalah secara
sembunyi-sembunyi dan secara terbuka.
Nabi Muhammad dengan segala upayanya telah mengislamkan
kaum musyrikin dan membawanya ke jalan yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
‘Ali. Majid Khan, 1985, Muhammad SAW Rasul Terakhir, Bandung,
Pustaka.
Abdul, M. Karim, 2007, Sejarah Pemikiran dan
Peradaban Islam, Yogyakarta, Pustaka Book Publisher.
Al-Mubarakfuri. Shafiyurrahman, 2013, Sirah Nabawiyyah, Jakarta, Gema Insani.
Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag RI, 1982, Sejarah dan Kebudayaan Islam,
Ujungpandang, IAIN Alauddin.
Murodi, 2009, Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang, Karya Toha Putra.
Quraish. M. Shihab, 2011, Membaca Sirah Nabi Muhammad
S.A.W., Tangerang, Lentera H Muhammad ,Ali Ash-Shallabi, 2012, Sejarah Lengkap Rasulullah, Jakarta Timur, Pustaka Al-Kautsar.
Rizqullah. Mahdi Ahmad, 2014, Biografi
Rasulullah, Jakarta, Qisthi Press.
Syukur. Abdul al-Azizi, 2014, Kitab
Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, Jogjakarta, Divapress.
[1] Abdul Syukur
al-Azizi, Kitab Sejarah Peradaban Islam
Terlengkap, Jogjakarta, Divapress, 2014, hlm 10
[2] M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam,
Yogyakarta, Pustaka Book Publisher, 2007, hlm 51
[3] Abdul
Syukur al-Azizi, Kitab Sejarah Peradaban
Islam Terlengkap, Jogjakarta, Divapress, 2014, hlm 21
[4] Prof. DR.
Ali Muhammad Ash-Shallabi, Sejarah
Lengkap Rasulullah, Jakarta Timur, Pustaka Al-Kautsar, 2012, hlm 34
[5] Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag RI, Sejarah dan Kebudayaan Islam,
Ujungpandang, IAIN Alauddin, 1982, hlm 4
[6] Dr. H. Murodi, MA, Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang,
Karya Toha Putra, 2009, hlm 9-10
[7] Abdul Syukur al-Azizi, Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, Jogjakarta,
Divapress, 2014, hlm 20
[9] Ibid. Hlm 6
[12] Prof. DR.
Ali Muhammad Ash-Shallabi, Sejarah
Lengkap Rasulullah, Jakarta Timur, Pustaka Al-Kautsar, 2012, hlm 143
[14] M. Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad S.A.W.,
Tangerang, Lentera Hati, 2011, hlm 335
[16] Ibid. Hlm 342
[18] Prof. DR.
Ali Muhammad Ash-Shallabi, Sejarah
Lengkap Rasulullah, Jakarta Timur, Pustaka Al-Kautsar, 2012, hlm 200
Best merit casino sites to play for free
BalasHapusIn fact, you 메리트카지노총판 can play with hundreds of casino games from the best developers 1xbet in the market right now. You can also win a welcome bonus by หารายได้เสริม visiting our