JENIS DAN DESAIN PENELITIAN
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu: Kurnia Muhajarah, M.S.I.
Disusun oleh :
Ainis Shofwah Mufarriha (1501046031)
Elya Sukmawati (1501046032)
Ainurrika Nadhifa (1501046033)
FAKULTAS DAKWAH
DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penelitian
adalah setiap usaha untuk mencari pengetahuan (ilmiah) baru menurut prosedur
yang sistematis dan terkontrol melalui data empiris (pengalaman), yang artinya
dapat beberapa kali diuji dengan hasil yang sama. Penelitian sangat bermanfaat
bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang pada gilirannya akan sangat
berguna bagi kesejahteraan masyrakat dan kemajuan bangsa. IPTEK membantu untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan gejala yang ada di sekeliling kita.
Suatu konfrensi
UNESCO di Jenewa pada tahun 1963 antara lain menyimpulkan bahwa pengembangan
pembangunan di suatu negara memerlukan mobilisasi sumber daya alamnya dan
koordinasi dari semua aktifitas dalam ilmu pengetahuan dasar maupun ilmu
pengetahuan terapan dalam bidang ilmu-ilmu alam, sosial dan humaniora.
Pengembangan
sendiri hendaknya endogen dan bukan merupakan impor teknologi dari luar. Jadi
haruslah berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimiliki sendiri dan kultur ilmu
pengetahuan setempat. Bagi Indonesia sebagai salah satu negara berkembang hal
tersebut disara sangat penting. Penelitian terus dikembangkan pemerintah untuk
menemukan pemecahan masalah dan pengelolaan sumber daya yang ada. Untuk itu,
penting kiranya masyarakat mempelajari bagaimana cara menyusun sebuah
penelitian yang baik dan benar. Penulis ingin menjabarkan secara lebih rinci
mengenai metodologi penelitian sebagai langkah awal mengenal dan mempelajari
penelitian. Hal ini difokuskan agar masyarakat mengerti bagaimana metodologi
penelitian itu sendiri, yang penulis ambil dari beberapa literatur dan pendapat
ahli mengenainya utamanya mengenai jenis dan desain penelitian. Kedua hal
tersebut secara lebih terperinci akan dijelaskan pada bab pembahasan.[1]
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
saja jenis-jenis penelitian?
2.
Bagaimanakah
desain-desain penelitian ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
JENIS-JENIS
PENELITIAN
Berikut ini jenis penelitian yang
dapat digunakan untuk penelitian, baik penelitian yang bersifat akademik
(mahasiswa, S1, S2, S3), profesional
(pengembangan ilmu, teknologi dan seni) dan institusional (penelitian
untuk perumusan kebijakan atau pengambilan keputusan)
Penelitian akademik merupakan
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dalam membuat skripsi, tesis dan
disertasi. Penelitian ini merupakan sarana edukatif. Penelitian profesional
merupakan penelitian yang dilakukan oleh orang yang berprofesi sebagai
peneliti, misalnya Dosen Perguruan Tinggi, Peneliti LIPI (Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia) dan lain sebagainya. Sedangkan penelitian institusional
adalah penelitian yang bertujuan mendapatkan informasi yang dapat digunakan
untuk kepentingan kelembagaan. Hasil penelitian akan sangat berguna bagi
pimpinan, manajer, direktur untuk pengambilan keputusan.[2]
Jenis penelitian dapat dikelompokkan
menurut tujuan, pendekatan, tingkat eksplanasi (level of explanation)
dan analisis dan jenis data.
a.
Penelitian
Menurut Tujuan
Penelitian
menurut tujuan dapat dikelompokkan menjadi penelitian murni (pure researh)
dan penelitian terapan (applied research).
1.
Penelitian
Murni (pure research), yaitu penelitian yang hasil penemuannya untuk
memperdalam atau mengembangkan pemahaman terhadap suatu masalah tertentu.
Tujuan utama dalam penelitian ini yaitu menghasilkan pengetahuan dan pemahaman
terhadap fenomena yang terjadi dan membangun teori-teori berdasarkan
hasil-hasil penelitian. Contoh: Eksperimen GE berkaitan dengan penerapan energi
listrik, bagaimana memperbaiki keefektifitasan sistem informasi sebuah
organisasi dan lain sebagainya.
2.
Penelitian
Terapan (applied research), yaitu penelitian yang hasil penemuannya
digunakan untuk memecahkan masalah dalam suatu organisasi. Misalkan sebuah
perusahaan menghadapi tiga alternatif strategi untuk memperbaiki
produktifitasnya, yaitu: (1) continuous improvement, (2) fokus hanya
terhadap pengembangan produk dan (3) secara simultan meraih keduanya. Strategi
mana yang paling sesuai dengan kondisi perusahaan? Mengingat kapabilitas dan
sumberdaya yang dimiliki perusahaan tersebut.[3]
b.
Penelitian
Menurut Metode
1.
Penelitian
Survey, yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,
tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi
tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, kontribusi dan
hubungan-hubungan antar variabel sosiologis mauun psikologis. Kerlinger (1973).
Survey Research provides a quantitive or numeric description of trends,
attitudes, or opinions of a population by studying a sample of that population.
It includes cross-sectional and longitudinal studies using questionnaries or
structured interviews for data collection-with the intent of generalizing from
a sample to a population (Flower, 2008).[4]
Penelitian survey umumnya dilakukan
untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Contoh:
kualitas SDM masyarakat Indonesia, pengaruh anggaran pendidikan terhadap
kuaitas SDM negara dan lain sebagainya.
2.
Penelitian
Ex Post Facto, yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti
peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk
mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan kejadian tersebut. Contoh:
penelitian untuk mengungkap sebab-sebab terjadinya kebakaran di gedung suatu
lembaga pemerintah, penelitian untuk mengungkap sebab-sebab terjadinya
kerusuhan di suatu daerah dan lain sebagainya.[5]
3.
Penelitian
Eksperimen, yaitu penelitian dengan menggunakan pendekatan eksperimen.
Adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu
terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Penelitian
eksperimen ini pada umumnya dilakukan pada laboratorium. Contoh: penelitian
penerapan metode kerja baru terhadap produktifitas kerja, penelitian pengaruh
mobil berpenumpang tiga terhadap kemacetan lalu lintas dan lain sebagainya.
4.
Penelitian
Naturalistik. Sering disebut dengan metode kualitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek alamiah (sebagai lawannya adalah penelitian eksperimen). Hasil penelitian
ini lebih menekankan makna daripada generalisasi. Contoh: penelitian untuk
mengungkapkan makna upacara ritual dari kelompok masyarakat tertentu.
5.
Penelitian
Kebijaksanaan (Policy Research), yaitu suatu proses penelityian yang
dilakukan pada, atau analisis terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar,
sehingga temnuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keoutusan untuk
bertindak secara praktis dalam menyelesaikan masalah. Policy research sangat
relevan bagi prerencana dan perencanaan. Contoh: penelitian untuk membuat
undang-undang atau oeraturan tertentu.
6.
Penelitian
Tindakan (Action Research), merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat
ditekan dan produktivitas lembaga akan meningkat. Tujuan utamanya untuk
mengubah situasi, perilaku dan organisasi. Menurut Blum (Cohen Manion, 1980),
penelitian tindakan sangat bermanfaat dalam upaya peningkatan dan perbaikan.
Rapoport (1970, dikutip oleh Hopkins, 2008) menyatakan bahwa: “aims to
contribute both to the practical concerns of people in an immidiate
probloematic situation and to the goals of social science joint collaboration
within a mutually acceptable ethical frame work” [6]Contoh:
penelitian untuk memperbaiki prosedur dan metode kerja dalam pelayanan
penyuluhan.
7.
Penelitian
Evaluasi, yaitu penelitian yang menjelaskan fenomena yang merupakan bagian dari
proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan
dan produk dari standart yang telah ditetapkan. Penelitian ini digunakan untyuk
mendapat feed back dari suatu aktifitas. Menurut Kidder (1981) ada dua
jenis [penelitian dalam penelitian evaluasi, yaitu penelitian evaluasi formatif
yang menekankan pada proses dan penelitian evaluasi sumatif yang
menekankan pada produk. Contoh penelitian evaluasi formatif: penelitian untuk
mengevaluasi proses pelayanan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Contoh penelitian
evaluasi sumatif: penelitian hasil dari kebijakan Keluarga Berencana (KB).
8.
Penelitian
Sejarah, yaitu penelitian yang berkenaan dengan analisis logis terhadap
kejadian masa lampau, yang tidak mungkin lagi dapat diamati kejadian tersebut.
Sumber data primernya yaitu saksi yang terlibat langsung ataupun sumber
dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian tersebut. Tujuan dari penelitian
sejarah ini menuruit Isaac (1981) adalah untuk merekonstruksi kejadian-kejadian
masa lampau secara sistematis dan obyektif melalui pengumpulan, evaluasi,
verifikasi dan sistesa dari data yang diperoleh sehingga dapat ditemukan
fakta-fakta untuk membuat kesimpulan. Contoh: penelitian untuk menentukan
bagaimana manajemen pembuatan candi Prambanan dan candi Borobudur.
c.
Penelitian
Menurut Tingkat Eksplanasinya
Tingkat
eksplanasi menurut David Kline (level of explanation) adalah tingkat
penjelasan, yang berarti bermaksud menjelaskan kedudukan variabel yang diteliti
serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.
1.
Penelitian
Deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan antara satu variabel dengan variabel yang lain.[7]
Tujuannya untuk menggambarkan suatu kondisi atau fenomena tertentu, tidak
memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau variabel tertentu.[8]
Contoh: penelitian mengenai bagaimana kualitas SDM di Indonesia.
2.
Penelitian
Komparatif, yaitu penelitian yang bersifat membandingkan. Tipe penelitian ini
mirip seperti penelitian Ex Post Facto yang berarti bahwa data dikumpulkan
setelah semua fenomena /kejadian yang diteliti berlangsung sehingga tidak ada
yang dikontrol. Bagaimanapun juga, dalam penelitian ini diawali mencatat perbedaan
diantara dua kelompok dan selanjutnya mencari kemungkinan penyebab, efek atau
konsekuensi.[9]
Contoh: penelitian perbedaan keuntungan antara BUMN dengan Perusahaan Swasta.
3.
Penelitian
Asosiatif/hubungan, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi
bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan
penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. Contoh: penelitian
mengenai pengaruh kepemimpinan terhadap disiplin kerja pegawai.
d.
Penelitian
Menurut Jenis Data dan Analisis
Jenis
data dan analisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga hal.
Yaitu:
1.
Jenis
Data Kuantitatif, yaitu jenis data yang berbentuk angka atau kualitatif yang
diangkakan, misal dalam skala pengukuran. Data kuantitatif dibagi menjadi dua,
yaitu data diskrit/nominal (diperoleh dari hasil menghitung) dan data
kontinum (data menurut tingkatan dari hasil pengukuran)
2.
Jenis
Data Kualitatif, yaitu jenis data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan
gambar.
3.
Jenis
Data Campuran, yaitu jenis data yang berupa campuran antar data kualitatif dan
kuantitatif. [10]
B.
DESAIN
PENELITIAN
a.
Pengertian
Desain Penelitian
Sekaran (2003) mengungkapkan pengertian desain penelitian sebagai
suatu rencana penelaahan atau penelitian secara ilmiah dalam rangka menjawab
pertanyaan penelitian atau identifikasi masalah. Sebagaimana halnya sebuah
rencana atau rancangan, maka desain penelitian yang dibuat oleh seorang
peneliti dapat merupakan pilihan-pilihan yang menentukan kegiatan penelitian tersebut.
Misalkan, peneliti dalam merencanakan sebuah penelitian dapat saja mempunyai
rancangan dengan komposisi sebagai berikut: jenis penelitiannya survey, metode
pengambilan datanya wawancara, alat analisisnya chi-square. Atau mempunyai
rancangan dengan komposisi sebagai berikut: jenis penelitiannhya eksperimental,
metode pengambilan datanya menggunakan kuesioner, alat analisisnya adalah uji
t.
Beberapa hal yang biasanya dikemukanan dalam desain penelitian, dan
satu dengan lainnya merupakan komposisi yang berkaitan diantaranya adalah:
tujuan penelitian, unit analisis, fokus analisis, metode pengumpulan data,
dimensi waktu dan kausalitas atau non kausalitas dan lain sebagainya.[11]
b.
Desain
Penelitian Berdasarkan Tujuan
Hal
yang pertama yang harus ditetapkan oleh peneliti dalam merencanakan
penelitiannya adalah mentukan terlebih dahulu tujuan penelitiannya. Secara
umum, tujuan atau jenis penelitian dapat berupa exploratory, descriptive,
explanatory. Sehingga hal pertama yang harus ditetpakan oleh si peneliti
adalah apakah dia akan melakukan penelitian exploratory, descriptive
atau explanatory.
Beberapa hal
yang dapat dikemukakan sebagai ciri-ciri khusus ditetapkannya tujuan penelitian
eksplanatory, eksploratory, dan diskriptive adalah sebagai berikut:
1.
Eksplanatory
dilakukan ketika peneliti menghadapi hal-hal sebagai berikut:
a.
Bertujuan
menghubungkan atau menjelaskan antara dua variabel, misalkan penelitian yang
bertema “hubungan antara motivasi dengan loyalitas karyawan”.
b.
Bertujuan
membuktikan hipotesis atau menguji sebuah teori, misalkan menguji teori
motivasi Herzberg melalui tema penelitian “pengaruh gaji dan suasana kerja
terhadap motivasi”
2.
Eksploratory
dilakukan ketika peneliti menghadapi hal-hal sebagai berikut:
a.
Tidak
banyak informasi atau penelitian yang sama mengenai situasi yang hendak
ditelaah. Misalnya “pengaruh wanita karir terhadap anak-anak nakal”
b.
Memerlukan
in-depth interview atau variabel yang diteliti belum dikenal luas.
Karena umumnya penelitian eksploratory adalah penelitian yang bertujuan
mengembangkan teori dan belum ada teori sebelumnya. Maka penelitian ini
biasanya tidak ada pedoman dalam menelaah variabel yang diteliti, sehingga
memrlukan in-depth interview.
c.
Cenderung
tidak terstruktur, karena tujuannya adalah memunculkan hipotesis untuk
penelitian lebih lanjut.
d.
Relatif
lebih ketat dibandingkan deskriptif dan eksplanatory.
3.
Deskriptif
dilakukan ketika peneliti menghadapi hal-hal sebagai berikut:
a.
Ketika
peneliti hanya ingin menggambarkan satu fenomena saja.
b.
Ketika
peneliti tidak menguji teori atau hipotesis.
c.
Cenderung
tidak terstruktur karena tujuannya adalah hanya menggambarkan suatu fenomena
saja.
c.
Desain
Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu
Peneliti
seringkali harus berhadapan dengan pilihan penelitian yang menyangkut dimensi
waktu. Misalkan ketika peneliti tersebut melakukan penelitian eksperimental.
Dalam penelitian eksperimental, peneliti umumnya melakukan pengukuran terhadap
objek yang sama lebih dari satu kali, oleh karenanya peneliti tersebut harus memperhatiakan
dimensi waktu yang terlibat dalam penelitiannya tersebut.
Penelitian yang
melakukan pengukuran berulang pada waktu yang berbeda yang dilakukan satu kali
pengukuran saja dinamakan penelitian longitudinal, sedangkan penelitian
yang dilkukan satu kali pengukuran saja pada waktu yang sama dinamakan sebagai
penelitian cross section. Sehingga secara umum jika ditinjau dari
dimensi waktu, maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian terbagi menjadi
desain penelian longitudinal dan cross section.[12]
d.
Desain
Penelitian Berdasarkan Kekuatan Efek Variabel Independen Terhadap Variabel
Dependen
Seorang
peneliti dapan mendesain atau merencanakan penelitiannya dengan tujuan untuk
mendapatkan efek variabel independen terhadap variabel dependen sangat kuat
atau tidak kuat. Efek variabel independen terhadap variabel dependen bisa
sangat kuat, ketika peneliti mengontrol variabel-variabel lain yang secara
teori dapat mempengaruhi variabel dependen yang sedang diteliti.
Dalam penelitian
perilaku umumnya variabel-variabel yang diteliti baik itu variabel independen
maupun dependen bergerak secara bebas seperti halnya meteor yang tidak
beraturan. Misalkan, seorang peneliti menelaah mengenai hubungan antara
“kepuasan konsumen terhadap loyalitas” ketika peneliti tersebut dapat
membuktikan hubungan antara kepuasan konsumen dengan loyalitas, maka dapat
diperkirakan bahwa loyalitas yang terjadi pada konsumen tersebut bukan hanya
karena kepuasan saja, tetapi juga mungkin karena kepercayaan, harga, jarak
rumah dengan toko atau karena keramahan pemilik toko. Hanya saja dalam
penelitian tersebut yang ditelaah oleh penelaah hanya hubungan antara kepuasan
dengan loyalitas saja, variabel lain tidak ditelaah. Untuk hal tersebut
peneliti dapat mendesain suatu penelitian yang efek variabel independennya
sangat kuat terhadap variabel dependennya.
e.
Desain Penelitian Berdasarkan Jenis
Investigasi
Jenis
investigasi adalah hal yang hendak dijelaskan oleh peneliti dalam sebuah
penelitian. Jenis investigasi dapan dibagi menjadi dua kategori, yaitu
investigasi kausal dan investigasi non kausal (Sekaran, 2003)
Penelitian yang
beresain kausal adalah ketika peneliti bermaksud menjelaskan penyebab suatu
masalah, dan mempunyai ciri ketika penyebab dihilangkan maka masalah dengan
sendirinya akan terpecahkan. Penelitian yang berdesain non-kausal, (Sekaran,
2003) mengungkaopkan penelitian ini sebagai penelitian korelasional. Yaitu
penelitian yang bermaksud menjelaskna beberapa variabel penting yang saling
terkait dengan masalah. [13]
f.
Desain
Penelitian Berdasarkan Cakupan Penelitian
Cakupan penelitian adalah menyangkut keluasan atau kedalaman
peneliti dalam menganalisis masalah yang diteliti. Terdapat dua jenis desain
penelitian jika ditinjau dari cakupan penelitian yaitu statistical studies
dan case studies.
Suatu peneltian dianggap berdesain statistical studies yaitu
peneliti melakukan penelitian yang melebar tapi tidak terlalu mendalam, dalam
penelitian ini peneliti berusaha menangkap karakteristik sampel secara enferensial,
dan hipotesis umumnya diuji secara kuantitatif. Misalkan penelitian “pengaruh
merokok terhadap kanker”, dikatakan berdesain statistical studies jika
dilakukan terhadap responden dengan berbagai macam kriteria, misalkan
respondenya adalah tukang sapu jalan, manajer, karyawan, mahasiswa, dan ibu-ibu
muda.
Penelitian case studies adalah penelitian yang lebih menekan
pada kedalaman analisis (full contextual analysis) terhadap beberapa
kejadian (fewer event) atau kondisi dan keterkaitan mengenai “pengaruh merokok
terhadap kanker” diatas dilakukan pada mahasiswa saja, dan dengan berbagai
macam situasi yang dianalisis. Misalkan analisis dilakukan pada 30 orang
mahasiswa, yang masing-masing dianalisis perilaku merokok mereka dari mulai
mahasiswa tersebut bangun tidur sampai mahasiswa tersebut tidur kembali.
g.
Desain
Penelitian Berdasarkan Lingkungan Penelitian
Bedasarkan lingkungan, penelitian dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu penelitian yang dilakukan dilapangan dan penelitian yang dilakukan di
dalam laboratorium. Penelitian yang berdesain lingkungan lapangan adalah ketika
peneliti melakukanya dalam kondisi yang sebenarnya. Misalkan penelitian
“pengaruh merokok terhadap kanker” dilakukan oleh peneliti terhadap responden
yang memang sehari-harinya merokok, dan dilakukan tanpa mempengaruhi perokok
terlebih dahulu, jadi dilakukan salam kondisi yang tidak sebenarnya (manipulated).
Misalkan dalam penelitian “pengaruh merokok terhadap kanker”, dilakukan
terhadap orang-orang yang merokok maupun yang tidak merokok, lalu dibandingkan
hasilnya, atau dilakukan didalam kondisi yang disengaja, misalkan dalam ruangan
yang ber-AC dan tidak ber-AC, lalu dibandingkan hasil merokok tersebut.[14]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut tujuan, pendekatan,
tingkat eksplanasi (level of explanation) dan analisis dan jenis data.
a.
Penelitian
menurut tujuan. Penelitian menurut tujuan dapat dikelompokkan menjadi
penelitian murni (pure researh) dan penelitian terapan (applied
research).
b.
Penelitian
menurut metode. Penelitian survey,
penelitian ex post facto, penelitian eksperimen,
penelitian naturalistik, penelitian kebijaksanaan (policy research),
penelitian tindakan (action research), penelitian evaluasi dan
penelitian sejarah.
c.
Penelitian
menurut tingkat eksplanasinya. Yaitu penelitian deskriptif, penelitian
komparatif dan penelitian asosiatif/hubungan.
d.
Penelitian
menurut jenis data dan analisis. Jenis data dan analisisnya dalam penelitian
dapat dikelompokkan menjadi tiga hal. Yaitu: jenis data kuantitatif, jenis data
kualitatif dan jenis data campuran, yaitu jenis data yang berupa campuran antar
data kualitatif dan kuantitatif.
Sedangkan desain penelitian yaitu sebagai berikut:
a.
Desain
penelitian berdasarkan tujuan adalah apakah dia akan melakukan penelitian exploratory,
descriptive atau explanatory.
b.
Desain
penelitian berdasarkan dimensi waktu. Dapat dikatakan bahwa desain penelitian
terbagi menjadi desain penelian longitudinal dan cross section.[15]
c.
Desain
penelitian berdasarkan kekuatan efek variabel independen terhadap variabel
dependen. Seorang peneliti dapan mendesain atau merencanakan penelitiannya
dengan tujuan untuk mendapatkan efek variabel independen terhadap variabel
dependen sangat kuat atau tidak kuat.
d.
desain penelitian berdasarkan jenis
investigasi. Jenis investigasi adalah hal yang hendak dijelaskan oleh peneliti
dalam sebuah penelitian. Jenis investigasi dapan dibagi menjadi dua kategori,
yaitu investigasi kausal dan investigasi non kausal (sekaran, 2003)
e.
Desain
penelitian berdasarkan cakupan penelitian. Cakupan penelitian adalah menyangkut
keluasan atau kedalaman peneliti dalam menganalisis masalah yang diteliti.
Terdapat dua jenis desain penelitian jika ditinjau dari cakupan penelitian
yaitu statistical studies dan case studies.
f.
Desain
penelitian berdasarkan lingkungan penelitian. Bedasarkan lingkungan, penelitian
dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu penelitian yang dilakukan dilapangan dan
penelitian yang dilakukan di dalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Rianto, 2004, Metodologi Sosial dan Hukum, Jakarta:
Granit.
Creswell, John W., 2014, Research Design: Qualitative,
Quantitative, and Mixedmethods Approaches, New Delhi: SAGE Publications
Asia-Pacific.
Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Administrasi, Bandung:
Alfabeta.
Yusuf, A. Muri, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
dan Penelitian Gabungan, Jakarta: Paramedian Group.
Zulganef, 2008, Metode Penelitian Sosial dan Bisnis, Yogyakarta:
Graha Ilmu.
[1] Rianto Adi,
Metodologi Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2004) hlm. 4-5
[2] Prof. Dr.
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2016),
hlm. 4
[3] Zulganef, Metode
Penelitian Sosial dan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), hlm. 12
[4] John W.
Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixedmethods Approaches,
(New Delhi: SAGE Publications Asia-Pacific, 2014) hlm. 13
[5] Prof. Dr.
Sugiyono, Ibid., hlm. 6
[6] Prof. Dr. A.
Muri Yusuf, M.Pd., Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian
Gabungan, (Jakarta: Paramedian Group, 2014) hlm. 70
[7] Prof. Dr.
Sugiyono, Ibid., hlm 11
[8] Zulganef, Ibid.,
hlm. 11
[9] Prof. Dr. A.
Muri Yusuf, M.Pd., Ibid., hlm 66-67
[10] Prof. Dr.
Sugiyono, Ibid., hlm. 11-12
[11] Zulganef, Ibid.,
hlm. 118-119
[12] Zulganef, Ibid.,
hlm. 123-124
[13] Zulganef, Ibid., hlm. 126-127
[14] Zulganef, Ibid.,
hlm. 128-129
[15] Zulganef, Ibid.,
hlm. 123-124
Tidak ada komentar:
Posting Komentar