Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 12 Desember 2016

METODOLOGI PENELITIAN: JENIS DAN DESAIN PENELITIAN



JENIS DAN DESAIN PENELITIAN
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu: Kurnia Muhajarah, M.S.I.

 

Disusun oleh :
Ainis Shofwah Mufarriha       (1501046031)
Elya Sukmawati                      (1501046032)
Ainurrika Nadhifa                   (1501046033)


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG



2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar  Belakang
Penelitian adalah setiap usaha untuk mencari pengetahuan (ilmiah) baru menurut prosedur yang sistematis dan terkontrol melalui data empiris (pengalaman), yang artinya dapat beberapa kali diuji dengan hasil yang sama. Penelitian sangat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi kesejahteraan masyrakat dan kemajuan bangsa. IPTEK membantu untuk menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan gejala yang ada di sekeliling kita.
Suatu konfrensi UNESCO di Jenewa pada tahun 1963 antara lain menyimpulkan bahwa pengembangan pembangunan di suatu negara memerlukan mobilisasi sumber daya alamnya dan koordinasi dari semua aktifitas dalam ilmu pengetahuan dasar maupun ilmu pengetahuan terapan dalam bidang ilmu-ilmu alam, sosial dan humaniora.
Pengembangan sendiri hendaknya endogen dan bukan merupakan impor teknologi dari luar. Jadi haruslah berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimiliki sendiri dan kultur ilmu pengetahuan setempat. Bagi Indonesia sebagai salah satu negara berkembang hal tersebut disara sangat penting. Penelitian terus dikembangkan pemerintah untuk menemukan pemecahan masalah dan pengelolaan sumber daya yang ada. Untuk itu, penting kiranya masyarakat mempelajari bagaimana cara menyusun sebuah penelitian yang baik dan benar. Penulis ingin menjabarkan secara lebih rinci mengenai metodologi penelitian sebagai langkah awal mengenal dan mempelajari penelitian. Hal ini difokuskan agar masyarakat mengerti bagaimana metodologi penelitian itu sendiri, yang penulis ambil dari beberapa literatur dan pendapat ahli mengenainya utamanya mengenai jenis dan desain penelitian. Kedua hal tersebut secara lebih terperinci akan dijelaskan pada bab pembahasan.[1]
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja jenis-jenis penelitian?
2.      Bagaimanakah desain-desain penelitian ?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    JENIS-JENIS PENELITIAN
Berikut ini jenis penelitian yang dapat digunakan untuk penelitian, baik penelitian yang bersifat akademik (mahasiswa, S1, S2, S3), profesional (pengembangan ilmu, teknologi dan seni) dan institusional (penelitian untuk perumusan kebijakan atau pengambilan keputusan)
Penelitian akademik merupakan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dalam membuat skripsi, tesis dan disertasi. Penelitian ini merupakan sarana edukatif. Penelitian profesional merupakan penelitian yang dilakukan oleh orang yang berprofesi sebagai peneliti, misalnya Dosen Perguruan Tinggi, Peneliti LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan lain sebagainya. Sedangkan penelitian institusional adalah penelitian yang bertujuan mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk kepentingan kelembagaan. Hasil penelitian akan sangat berguna bagi pimpinan, manajer, direktur untuk pengambilan keputusan.[2]
Jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut tujuan, pendekatan, tingkat eksplanasi (level of explanation) dan analisis dan jenis data.
a.       Penelitian Menurut Tujuan
Penelitian menurut tujuan dapat dikelompokkan menjadi penelitian murni (pure researh) dan penelitian terapan (applied research).
1.      Penelitian Murni (pure research), yaitu penelitian yang hasil penemuannya untuk memperdalam atau mengembangkan pemahaman terhadap suatu masalah tertentu. Tujuan utama dalam penelitian ini yaitu menghasilkan pengetahuan dan pemahaman terhadap fenomena yang terjadi dan membangun teori-teori berdasarkan hasil-hasil penelitian. Contoh: Eksperimen GE berkaitan dengan penerapan energi listrik, bagaimana memperbaiki keefektifitasan sistem informasi sebuah organisasi dan lain sebagainya.
2.      Penelitian Terapan (applied research), yaitu penelitian yang hasil penemuannya digunakan untuk memecahkan masalah dalam suatu organisasi. Misalkan sebuah perusahaan menghadapi tiga alternatif strategi untuk memperbaiki produktifitasnya, yaitu: (1) continuous improvement, (2) fokus hanya terhadap pengembangan produk dan (3) secara simultan meraih keduanya. Strategi mana yang paling sesuai dengan kondisi perusahaan? Mengingat kapabilitas dan sumberdaya yang dimiliki perusahaan tersebut.[3]
b.      Penelitian Menurut Metode
1.      Penelitian Survey, yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, kontribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis mauun psikologis. Kerlinger (1973). Survey Research provides a quantitive or numeric description of trends, attitudes, or opinions of a population by studying a sample of that population. It includes cross-sectional and longitudinal studies using questionnaries or structured interviews for data collection-with the intent of generalizing from a sample to a population (Flower, 2008).[4]  Penelitian survey umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Contoh: kualitas SDM masyarakat Indonesia, pengaruh anggaran pendidikan terhadap kuaitas SDM negara dan lain sebagainya.
2.      Penelitian Ex Post Facto, yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan kejadian tersebut. Contoh: penelitian untuk mengungkap sebab-sebab terjadinya kebakaran di gedung suatu lembaga pemerintah, penelitian untuk mengungkap sebab-sebab terjadinya kerusuhan di suatu daerah dan lain sebagainya.[5]
3.      Penelitian Eksperimen, yaitu penelitian dengan menggunakan pendekatan eksperimen. Adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Penelitian eksperimen ini pada umumnya dilakukan pada laboratorium. Contoh: penelitian penerapan metode kerja baru terhadap produktifitas kerja, penelitian pengaruh mobil berpenumpang tiga terhadap kemacetan lalu lintas dan lain sebagainya.
4.      Penelitian Naturalistik. Sering disebut dengan metode kualitatif, yaitu penelitian  yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah (sebagai lawannya adalah penelitian eksperimen). Hasil penelitian ini lebih menekankan makna daripada generalisasi. Contoh: penelitian untuk mengungkapkan makna upacara ritual dari kelompok masyarakat tertentu.
5.      Penelitian Kebijaksanaan (Policy Research), yaitu suatu proses penelityian yang dilakukan pada, atau analisis terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar, sehingga temnuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keoutusan untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan masalah. Policy research sangat relevan bagi prerencana dan perencanaan. Contoh: penelitian untuk membuat undang-undang atau oeraturan tertentu.
6.      Penelitian Tindakan (Action Research), merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga akan meningkat. Tujuan utamanya untuk mengubah situasi, perilaku dan organisasi. Menurut Blum (Cohen Manion, 1980), penelitian tindakan sangat bermanfaat dalam upaya peningkatan dan perbaikan. Rapoport (1970, dikutip oleh Hopkins, 2008) menyatakan bahwa: “aims to contribute both to the practical concerns of people in an immidiate probloematic situation and to the goals of social science joint collaboration within a mutually acceptable ethical frame work” [6]Contoh: penelitian untuk memperbaiki prosedur dan metode kerja dalam pelayanan penyuluhan.
7.      Penelitian Evaluasi, yaitu penelitian yang menjelaskan fenomena yang merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dari standart yang telah ditetapkan. Penelitian ini digunakan untyuk mendapat feed back dari suatu aktifitas. Menurut Kidder (1981) ada dua jenis [penelitian dalam penelitian evaluasi, yaitu penelitian evaluasi formatif yang menekankan pada proses dan penelitian evaluasi sumatif yang menekankan pada produk. Contoh penelitian evaluasi formatif: penelitian untuk mengevaluasi proses pelayanan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Contoh penelitian evaluasi sumatif: penelitian hasil dari kebijakan Keluarga Berencana (KB).
8.      Penelitian Sejarah, yaitu penelitian yang berkenaan dengan analisis logis terhadap kejadian masa lampau, yang tidak mungkin lagi dapat diamati kejadian tersebut. Sumber data primernya yaitu saksi yang terlibat langsung ataupun sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian tersebut. Tujuan dari penelitian sejarah ini menuruit Isaac (1981) adalah untuk merekonstruksi kejadian-kejadian masa lampau secara sistematis dan obyektif melalui pengumpulan, evaluasi, verifikasi dan sistesa dari data yang diperoleh sehingga dapat ditemukan fakta-fakta untuk membuat kesimpulan. Contoh: penelitian untuk menentukan bagaimana manajemen pembuatan candi Prambanan dan candi Borobudur.
c.       Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasinya
Tingkat eksplanasi menurut David Kline (level of explanation) adalah tingkat penjelasan, yang berarti bermaksud menjelaskan kedudukan variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.
1.      Penelitian Deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara satu variabel dengan variabel yang lain.[7] Tujuannya untuk menggambarkan suatu kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau variabel tertentu.[8] Contoh: penelitian mengenai bagaimana kualitas SDM di Indonesia.
2.      Penelitian Komparatif, yaitu penelitian yang bersifat membandingkan. Tipe penelitian ini mirip seperti penelitian Ex Post  Facto yang berarti bahwa data dikumpulkan setelah semua fenomena /kejadian yang diteliti berlangsung sehingga tidak ada yang dikontrol. Bagaimanapun juga, dalam penelitian ini diawali mencatat perbedaan diantara dua kelompok dan selanjutnya mencari kemungkinan penyebab, efek atau konsekuensi.[9] Contoh: penelitian perbedaan keuntungan antara BUMN dengan Perusahaan Swasta.
3.      Penelitian Asosiatif/hubungan, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. Contoh: penelitian mengenai pengaruh kepemimpinan terhadap disiplin kerja pegawai.
d.      Penelitian Menurut Jenis Data dan Analisis
Jenis data dan analisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga hal. Yaitu:
1.      Jenis Data Kuantitatif, yaitu jenis data yang berbentuk angka atau kualitatif yang diangkakan, misal dalam skala pengukuran. Data kuantitatif dibagi menjadi dua, yaitu data diskrit/nominal (diperoleh dari hasil menghitung) dan data kontinum (data menurut tingkatan dari hasil pengukuran)
2.      Jenis Data Kualitatif, yaitu jenis data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar.
3.      Jenis Data Campuran, yaitu jenis data yang berupa campuran antar data kualitatif dan kuantitatif. [10]
B.     DESAIN PENELITIAN
a.       Pengertian Desain Penelitian
Sekaran (2003) mengungkapkan pengertian desain penelitian sebagai suatu rencana penelaahan atau penelitian secara ilmiah dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian atau identifikasi masalah. Sebagaimana halnya sebuah rencana atau rancangan, maka desain penelitian yang dibuat oleh seorang peneliti dapat merupakan pilihan-pilihan yang menentukan kegiatan penelitian tersebut. Misalkan, peneliti dalam merencanakan sebuah penelitian dapat saja mempunyai rancangan dengan komposisi sebagai berikut: jenis penelitiannya survey, metode pengambilan datanya wawancara, alat analisisnya chi-square. Atau mempunyai rancangan dengan komposisi sebagai berikut: jenis penelitiannhya eksperimental, metode pengambilan datanya menggunakan kuesioner, alat analisisnya adalah uji t.
Beberapa hal yang biasanya dikemukanan dalam desain penelitian, dan satu dengan lainnya merupakan komposisi yang berkaitan diantaranya adalah: tujuan penelitian, unit analisis, fokus analisis, metode pengumpulan data, dimensi waktu dan kausalitas atau non kausalitas dan lain sebagainya.[11]
b.      Desain Penelitian Berdasarkan Tujuan
Hal yang pertama yang harus ditetapkan oleh peneliti dalam merencanakan penelitiannya adalah mentukan terlebih dahulu tujuan penelitiannya. Secara umum, tujuan atau jenis penelitian dapat berupa exploratory, descriptive, explanatory. Sehingga hal pertama yang harus ditetpakan oleh si peneliti adalah apakah dia akan melakukan penelitian exploratory, descriptive atau explanatory.
Beberapa hal yang dapat dikemukakan sebagai ciri-ciri khusus ditetapkannya tujuan penelitian eksplanatory, eksploratory, dan diskriptive adalah sebagai berikut:
1.      Eksplanatory dilakukan ketika peneliti menghadapi hal-hal sebagai berikut:
a.       Bertujuan menghubungkan atau menjelaskan antara dua variabel, misalkan penelitian yang bertema “hubungan antara motivasi dengan loyalitas karyawan”.
b.      Bertujuan membuktikan hipotesis atau menguji sebuah teori, misalkan menguji teori motivasi Herzberg melalui tema penelitian “pengaruh gaji dan suasana kerja terhadap motivasi”
2.      Eksploratory dilakukan ketika peneliti menghadapi hal-hal sebagai berikut:
a.       Tidak banyak informasi atau penelitian yang sama mengenai situasi yang hendak ditelaah. Misalnya “pengaruh wanita karir terhadap anak-anak nakal”
b.      Memerlukan in-depth interview atau variabel yang diteliti belum dikenal luas. Karena umumnya penelitian eksploratory adalah penelitian yang bertujuan mengembangkan teori dan belum ada teori sebelumnya. Maka penelitian ini biasanya tidak ada pedoman dalam menelaah variabel yang diteliti, sehingga memrlukan in-depth interview.
c.       Cenderung tidak terstruktur, karena tujuannya adalah memunculkan hipotesis untuk penelitian lebih lanjut.
d.      Relatif lebih ketat dibandingkan deskriptif dan eksplanatory.
3.      Deskriptif dilakukan ketika peneliti menghadapi hal-hal sebagai berikut:
a.       Ketika peneliti hanya ingin menggambarkan satu fenomena saja.
b.      Ketika peneliti tidak menguji teori atau hipotesis.
c.       Cenderung tidak terstruktur karena tujuannya adalah hanya menggambarkan suatu fenomena saja.
c.       Desain Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu
Peneliti seringkali harus berhadapan dengan pilihan penelitian yang menyangkut dimensi waktu. Misalkan ketika peneliti tersebut melakukan penelitian eksperimental. Dalam penelitian eksperimental, peneliti umumnya melakukan pengukuran terhadap objek yang sama lebih dari satu kali, oleh karenanya peneliti tersebut harus memperhatiakan dimensi waktu yang terlibat dalam penelitiannya tersebut.
Penelitian yang melakukan pengukuran berulang pada waktu yang berbeda yang dilakukan satu kali pengukuran saja dinamakan penelitian longitudinal, sedangkan penelitian yang dilkukan satu kali pengukuran saja pada waktu yang sama dinamakan sebagai penelitian cross section. Sehingga secara umum jika ditinjau dari dimensi waktu, maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian terbagi menjadi desain penelian longitudinal dan cross section.[12]
d.      Desain Penelitian Berdasarkan Kekuatan Efek Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
Seorang peneliti dapan mendesain atau merencanakan penelitiannya dengan tujuan untuk mendapatkan efek variabel independen terhadap variabel dependen sangat kuat atau tidak kuat. Efek variabel independen terhadap variabel dependen bisa sangat kuat, ketika peneliti mengontrol variabel-variabel lain yang secara teori dapat mempengaruhi variabel dependen yang sedang diteliti.
Dalam penelitian perilaku umumnya variabel-variabel yang diteliti baik itu variabel independen maupun dependen bergerak secara bebas seperti halnya meteor yang tidak beraturan. Misalkan, seorang peneliti menelaah mengenai hubungan antara “kepuasan konsumen terhadap loyalitas” ketika peneliti tersebut dapat membuktikan hubungan antara kepuasan konsumen dengan loyalitas, maka dapat diperkirakan bahwa loyalitas yang terjadi pada konsumen tersebut bukan hanya karena kepuasan saja, tetapi juga mungkin karena kepercayaan, harga, jarak rumah dengan toko atau karena keramahan pemilik toko. Hanya saja dalam penelitian tersebut yang ditelaah oleh penelaah hanya hubungan antara kepuasan dengan loyalitas saja, variabel lain tidak ditelaah. Untuk hal tersebut peneliti dapat mendesain suatu penelitian yang efek variabel independennya sangat kuat terhadap variabel dependennya.
e.        Desain Penelitian Berdasarkan Jenis Investigasi
Jenis investigasi adalah hal yang hendak dijelaskan oleh peneliti dalam sebuah penelitian. Jenis investigasi dapan dibagi menjadi dua kategori, yaitu investigasi kausal dan investigasi non kausal (Sekaran, 2003)
Penelitian yang beresain kausal adalah ketika peneliti bermaksud menjelaskan penyebab suatu masalah, dan mempunyai ciri ketika penyebab dihilangkan maka masalah dengan sendirinya akan terpecahkan. Penelitian yang berdesain non-kausal, (Sekaran, 2003) mengungkaopkan penelitian ini sebagai penelitian korelasional. Yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskna beberapa variabel penting yang saling terkait dengan masalah. [13]
f.       Desain Penelitian Berdasarkan Cakupan Penelitian
Cakupan penelitian adalah menyangkut keluasan atau kedalaman peneliti dalam menganalisis masalah yang diteliti. Terdapat dua jenis desain penelitian jika ditinjau dari cakupan penelitian yaitu statistical studies dan case studies.
Suatu peneltian dianggap berdesain statistical studies yaitu peneliti melakukan penelitian yang melebar tapi tidak terlalu mendalam, dalam penelitian ini peneliti berusaha menangkap karakteristik sampel secara enferensial, dan hipotesis umumnya diuji secara kuantitatif. Misalkan penelitian “pengaruh merokok terhadap kanker”, dikatakan berdesain statistical studies jika dilakukan terhadap responden dengan berbagai macam kriteria, misalkan respondenya adalah tukang sapu jalan, manajer, karyawan, mahasiswa, dan ibu-ibu muda.
Penelitian case studies adalah penelitian yang lebih menekan pada kedalaman analisis (full contextual analysis) terhadap beberapa kejadian (fewer event) atau kondisi dan keterkaitan mengenai “pengaruh merokok terhadap kanker” diatas dilakukan pada mahasiswa saja, dan dengan berbagai macam situasi yang dianalisis. Misalkan analisis dilakukan pada 30 orang mahasiswa, yang masing-masing dianalisis perilaku merokok mereka dari mulai mahasiswa tersebut bangun tidur sampai mahasiswa tersebut tidur kembali.
g.      Desain Penelitian Berdasarkan Lingkungan Penelitian
Bedasarkan lingkungan, penelitian dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu penelitian yang dilakukan dilapangan dan penelitian yang dilakukan di dalam laboratorium. Penelitian yang berdesain lingkungan lapangan adalah ketika peneliti melakukanya dalam kondisi yang sebenarnya. Misalkan penelitian “pengaruh merokok terhadap kanker” dilakukan oleh peneliti terhadap responden yang memang sehari-harinya merokok, dan dilakukan tanpa mempengaruhi perokok terlebih dahulu, jadi dilakukan salam kondisi yang tidak sebenarnya (manipulated). Misalkan dalam penelitian “pengaruh merokok terhadap kanker”, dilakukan terhadap orang-orang yang merokok maupun yang tidak merokok, lalu dibandingkan hasilnya, atau dilakukan didalam kondisi yang disengaja, misalkan dalam ruangan yang ber-AC dan tidak ber-AC, lalu dibandingkan hasil merokok tersebut.[14]

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut tujuan, pendekatan, tingkat eksplanasi (level of explanation) dan analisis dan jenis data.
a.       Penelitian menurut tujuan. Penelitian menurut tujuan dapat dikelompokkan menjadi penelitian murni (pure researh) dan penelitian terapan (applied research).
b.      Penelitian menurut metode. Penelitian survey,  penelitian ex post facto, penelitian eksperimen, penelitian naturalistik, penelitian kebijaksanaan (policy research), penelitian tindakan (action research), penelitian evaluasi dan penelitian sejarah.
c.       Penelitian menurut tingkat eksplanasinya. Yaitu penelitian deskriptif, penelitian komparatif dan penelitian asosiatif/hubungan.
d.      Penelitian menurut jenis data dan analisis. Jenis data dan analisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga hal. Yaitu: jenis data kuantitatif, jenis data kualitatif dan jenis data campuran, yaitu jenis data yang berupa campuran antar data kualitatif dan kuantitatif.
Sedangkan desain penelitian yaitu sebagai berikut:
a.       Desain penelitian berdasarkan tujuan adalah apakah dia akan melakukan penelitian exploratory, descriptive atau explanatory.
b.      Desain penelitian berdasarkan dimensi waktu. Dapat dikatakan bahwa desain penelitian terbagi menjadi desain penelian longitudinal dan cross section.[15]
c.       Desain penelitian berdasarkan kekuatan efek variabel independen terhadap variabel dependen. Seorang peneliti dapan mendesain atau merencanakan penelitiannya dengan tujuan untuk mendapatkan efek variabel independen terhadap variabel dependen sangat kuat atau tidak kuat.
d.       desain penelitian berdasarkan jenis investigasi. Jenis investigasi adalah hal yang hendak dijelaskan oleh peneliti dalam sebuah penelitian. Jenis investigasi dapan dibagi menjadi dua kategori, yaitu investigasi kausal dan investigasi non kausal (sekaran, 2003)
e.       Desain penelitian berdasarkan cakupan penelitian. Cakupan penelitian adalah menyangkut keluasan atau kedalaman peneliti dalam menganalisis masalah yang diteliti. Terdapat dua jenis desain penelitian jika ditinjau dari cakupan penelitian yaitu statistical studies dan case studies.
f.       Desain penelitian berdasarkan lingkungan penelitian. Bedasarkan lingkungan, penelitian dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu penelitian yang dilakukan dilapangan dan penelitian yang dilakukan di dalam laboratorium.



























DAFTAR PUSTAKA
Adi, Rianto, 2004, Metodologi Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit.
Creswell, John W., 2014, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixedmethods Approaches, New Delhi: SAGE Publications Asia-Pacific.
Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta.
Yusuf, A. Muri, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, Jakarta: Paramedian Group.
Zulganef, 2008, Metode Penelitian Sosial dan Bisnis, Yogyakarta: Graha Ilmu.



[1] Rianto Adi, Metodologi Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2004) hlm. 4-5
[2] Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 4
[3] Zulganef, Metode Penelitian Sosial dan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), hlm. 12
[4] John W. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixedmethods Approaches, (New Delhi: SAGE Publications Asia-Pacific, 2014) hlm. 13
[5] Prof. Dr. Sugiyono, Ibid., hlm. 6
[6] Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd., Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, (Jakarta: Paramedian Group, 2014) hlm. 70
[7] Prof. Dr. Sugiyono, Ibid., hlm 11
[8] Zulganef, Ibid., hlm. 11
[9] Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd., Ibid., hlm 66-67
[10] Prof. Dr. Sugiyono, Ibid., hlm. 11-12
[11] Zulganef, Ibid., hlm. 118-119
[12] Zulganef, Ibid., hlm. 123-124
[13]  Zulganef, Ibid., hlm. 126-127

[14] Zulganef, Ibid., hlm. 128-129
[15] Zulganef, Ibid., hlm. 123-124

Tidak ada komentar:

Posting Komentar