Wikipedia

Hasil penelusuran

Rabu, 14 Desember 2016

PENYULUHAN DALAM PROSES DIFUSI INFORMASI DAN INOVASI



PENYULUHAN DALAM PROSES DIFUSI INFORMASI DAN INOVASI
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Ilmu Penyuluhan
Dosen Pengampu: Agus Riyadi, M. Si.

 

Disusun oleh :
Yessi Anggraeni Novalita D.  (1501046030)
Ainis Shofwah Mufarriha       (1501046031)
Elya Sukmawati                      (1501046032)
Ainurrika Nadhifa                   (1501046033)

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016


BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Difusi informasi dan inovasi adalah tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru tersebar dalam sebuah kebudayaan. Teori ini dipopulerkan oleh Everett Rogers pada tahun 1964 melalui bukunya yang berjudul Diffusion of Innovations. Ia mendefinisikan difusi sebagai proses di mana sebuah inovasi dikomunikasikan melalui berbagai saluran dan jangka waktu tertentu dalam sebuah sistem sosial. Difusi dapat diartikan sebagai proses komunikasi atau saling tukar informasi tentang suatu bentuk informasi antara warga masyarakat sasaran sebagai penerima inovasi dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu pula.
Inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu atau kelompok masyarakat. Ungkapan dianggap/dirasa baru terhadap suatu ide, praktek atau benda oleh sebagian orang, belum tentu juga pada sebagian yang lain. Kesemuanya tergantung apa yang dirasakan oleh individu atau kelompok terhadap ide, praktek atau benda tersebut. Secara umum difusi Inovasi dapat dimaknai sebagai penyebarluasan dari gagasan inovasi tersebut melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan saluran dalam suatu rentang waktu tertentu diantara anggota sistem sosial dalam masyarakat. Tujuan utama dari difusi inovasi adalah diadopsinya suatu inovasi (ilmu pengetahuan, tekhnologi, bidang pengembangan masyarakat) oleh anggota sistem sosial tertentu. Sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi sampai kepada masyarakat.
Karena luasnya proses penyebaran informasi dan inovasi ini, maka penulis ingin menjelaskan menganai penyuluhan sebagai suatu proses bagi penyebaran (difusi) informasi dan inovasi yang akan penulis jelaskan bagian pembahasan.

2.      Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan difusi informasi dan inovasi?
2.      Apa saja tugas penyuluh dalam proses difusi informasi dan inovasi?
3.      Bagaimana proses adopsi dalam kegiatan penyuluhan?



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Difusi Informasi Dan Inovasi
Proses perubahan perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik akan selalu memerlukan inovasi-inovasi baru. Inovasi (innovation) diartikan sebagai penemuan baru, dapat berupa ide-ide atau cara-cara baru. Pokoknya hal-hal baru yang merupakan hasil teknologi yang terus berubah dan berkembang (Iskandar, 1972), Sedangkan menurut Hawkins Inovasi adalah suatu gagasan, metode, atau objek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru, tetapi tidak selalu merupakan hasil dari penelitian mutakhir.
Inovasi diperkenalkan kepada masyarakat guna menggantikan hal-hal yang sudah dianggap tidak sesuai lagi dengan keadaan zaman ataupun kurang efektif jika diterapkan dalam masyarakat tersebut akibat dari perubahan masyarakat dan lingkungan karena sifat masyarakat yang cenderung dinamis.
Penyebarluasan suatu inovasi selalu memerlukan waktu. Sampai waktu sasaran melaksanakan anjuran penyuluh (inovasi baru) itu, telah berlangsung suatu proses mental pada diri sasaran. Jangka waktu yang diperlukan itu bervariasi dan prosesnya terjadi dalam beberapa tahap. Proses mental yang terjadi pada sasaran sampai melaksanakan anjuran tadi disebut Proses Adopsi. Menurut Rogers (1960) proses adopsi itu terjadi mulai seseorang mendengar suatu ide baru sampai akhirnya ia melaksanakannya (mengadopsinya).
Proses difusi merupakan proses perembesan atau merembesnya inovasi ke dalam masyarakat sampai mencapai mengenai sebagian besar anggota masyarakat tersebut. Proses adopsi dan difusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Proses adopsi terjadi pada orang-orang secara individual, sedangkan proses difusi terjadinya perembesan inovasi di masyarakat.
Banyak para ahli misalnya Rogers dan Shoemaker (1971) mengartikan inovasi sebagai ide-ide baru, praktek-praktek baru atau obyek-obyek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau masyarakat sasaran penyuluhan.  Sedangkan Loinberger dan Gwin (1982) mengartikan inovasi tidak sekedar sabagai sesuatu yang baru, tetapi lebih luas lagi yaitu sesuatu yang nilai baru atau dapat mendorong terjadinya pembaharuan dalam masyarakat atau lokalitas tertentu.
Dari banyak pengertian tentang inovasi dapat dirangkum, bahwa pengertian inovasi adalah sebagai berikut:
“Suatu ide, perilaku, produk, informasi dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan/diterapkan/dilaksanakan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala aspek kehidupan masyarakat demi terwujudnya perbaikan perbaikan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan”. (Toto Mardikanto, 1980).
Arti “baru” dalam pengertian inovasi tersebut di atas tidak harus selalu berarti baru diciptakan, tetapi dapat berupa yang sudah, “lama” dikenal, diterima dan diterapkan oleh sekelompok masyarakat dalam suatu sistem sosial tertentu, dan dianggap baru oleh suatu kelompok masyarakat di luar sistem sosial terdahulu.
B.     Tugas-Tugas Penyuluh Dalam Proses Difusi Informasi Dan Inovasi
Petugas penyuluhan adalah seseorang yang melaksanakan tugas memberikan penyuluhan kepada khalayak yang biasanya dilakukan secara tatap muka atau “face to face communication” dan berhadapan langsung dengan khalayak. Dalam pengertian ini maka “media” yang dkigunakan untuk memberikan penyuluhan adalah media tatap muka.
Dalam proses komunikasi, kedudukan petugas penyuluhan adalah berperan sebagai komunikator atau narasumber. Sedang komunikator adalah orang yang memprakarsai kegiatan komunikasi. Dengan bahasa yang sederhana, komunikator adalah seorang yang menyampaikan pesan atau menyebarluaskan informasi. Fungsi ini dilakukan oleh “Agent of social change” atau agen perubahan. Orang-orang yang termasuk dalam agent perubahan tersebut adalah petugas penyuluhan atau penyuluh-penyuluh sektoral yang sama-sama mempunyai tugas menyebarluaskan inovasi dan informasi dalam proses difusi inovasi.



C.     Proses Adopsi Dalam Kegiatan Penyuluhan
Adopsi dapat diartikan proses penerimaan inovasi dan atau perubahan perilaku baik yang berupa pengetahuan, sikap, keterampilan pada diri seseorang setelah menerima inovasi yang disampaikan penyuluh informasi oleh masyarakat. Adopsi sebagai suatu proses lanjutan dari difusi informasi dan inovasi yang ingin dilakukan oleh para penyuluh.
Difusi merupakan proses dimana inovasi tersebar kepada khalayak dalam suatu sistem sosial. Pengkajian difusi adalah tentang pesan-pesan yang berupa gagasan atau informasi baru. Dalam difusi, biasanya lebih menekankan pada pemusatan perhatian pada terjadinya perubahan tingkah laku yang terjadi (overt behaviour) yaitu menerima atau mengolah ide-ide baru daripada hanya sekedar perubahan dalam pengetahuan dan sikap saja. Pengetahuan dan sikap sebagai hasil kampanye difusi hanya dianggap sebagai langkah perantara dalam proses pengambilan keputusan oleh seseorang yang akhirnya membawa pada perubahan tingkah laku.
Keputusan inovasi merupakan proses mental, sejak seseorang mengetahui adanya inovasi sampai mengambil keputusan untuk menerima atau menolaknya dan kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi merupakan suatu tipe pengambilan keputusan yang khas; keputusan ini mempunyai ciri-ciri tersendiri yang tidak bisa doitemukan dalam situasi pembuatan keputusan lainnya.
Dalam mengadopsi inovasi, dalam aktivitas penyuluhan, juga memerlukan proses pada pengambilan keputusan dalam suatu sistem sosial. Anggota atau unit-unitr sistem sosial itu bisa berupa perorangan, kelompok informal, organisasi moder, atau subsistem.
Adapun beberapa tipe keputusan inovasi yaitu:
1.      Keputusan opsional.
Yakni keputusan yang dibuat seseorang, terlepas dari keputusan-keputusan yang dibuat oleh sistem
2.      Keputusan kolektif
Yakni keputusan yang dibuat individu-individu yang ada dalam sistem sosial melalui konsensus.
3.      Keputusan otoritas
Yakni keputusan yang dipaksakan pada individu oleh seseorang yang berada dalam posisi atasan dalam organisasi formal.
Tersebarnya inovasi itu dalam suatu sistem sosial dapat melaui tiga keputusan inovasi yang disebut diatas. Dalam kaitan ini, agen pembaharu (penyuluh)
Konsep Adopsi Rogers dan Schoemaker.
Rogers dan Schoemaker (1992) menjelaskan bahwa proses adopsi dapat terjadi melalui 4(empat) tahapan yaitu : tahap mengetahui (knowledge), persuasif (persuasive), mengambil keputusan (decision) dan konfirmasi (confirmation) yang selanjutnya diklasifikasikan menjadi empat tahap yaitu  :
a.       Tahap Mengetahui (pengenalan) : dimana seseorang mengetahui adanya inovasi dan memperoleh beberapa pengertian tentang bagaimana inovasi itu berfungsi dengan baik.
b.      Tahap Persuasi  : dimana seseorang sudah membentuk sikap terhadap inovasi yaitu apakah inovasi tersebut dianggap sesuai ataukah tidak sesuai bagi dirinya.
c.       Tahap Keputusan : dimana seseorang sudah terlibat dalam pembuatan keputusan yang membawanya pada sebuah pemikiran yaitu apakah menerima atau menolak inovasi.
d.      Tahap Konfirmasi : dimana seseorang mencari penguat bagi keputusan inovasi yang telah dibuatnya. Mungkin pada tahap ini masyarakat sasaran mengubah keputusan untuk menolak inovasi yang telah di adopsi sebelumnya.





BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

1 komentar: