PENGOLAHAN AIR KAPUR AGAR LAYAK GUNA
Makalah
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan
Dosen
Pengampu : dr. Umi Kulsum, M.Kes.
Disusun
oleh :
Raveno Hikmah I. N. R. (1501046017)
Ainis Shofwah Mufarriha (1501046031)
Siti Alfi Nuralimah (1501046027)
Diana Syahrotus Siyamah (1501046013)
Abu Ya’la Almuttaqi (1501046005)
Fahrur rozi (1501046026)
Muhammad Marzuki (1501046012)
JURUSAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan salah satu sumber kehidupan. Seluruh
makhluk hidup yang ada di bumi pasti menbutuhkan air sehingga air bisa dikatakan sebagai sumber kehidupan. Banyak
manfaat yang diberikan air untuk makhluk hidup, seperti
hewan, tumbuhan dan manusia. Di bumi ini terdapat banyak jenis air yang berasal
dari berbagai sumber yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup
sehari-hari. Seperti, air tawar, air asin, air payau, air kapur, air asam dan
lain-lain.
Dari beberapa jenis air tersebut, penulis hanya ingin
mengulas salah satu jenis air, yaitu air kapur. Air kapur banyak tersebar di
Indonesia. Seperti di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku, Sumatera, ataupun daerah yang memiliki kontur tanah berkapur.
Bagi daerah dengan kadar kapur tinggi, hal ini
cukup menaruik perhatian untuk diulas, mengingat banyaknya warga yang belum tau
apa itu air kapur dan cara-cara pengolahannya agar dapat digunakan. Mulia dari
cara yang sederhana hingga cara yang cukup rumit, yang nantinya akan penulis
paparkan pada bab pembahasan. Penulis juga menyelipkan beberapa pengetahuan
mengenai air kapur itu sendiri. Kurangnya tindakan oleh pemerintah untuk
menyikapi air kapur ini membuat penulis ingin mengulasmya lebih dalam. Penulis
juga memaparkan dampak yang diakibatkan oleh air kapur apabila pengolahannya
kurang maksimal yang telah penulis cantumkan pada bab pembahasan.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian dari air kapur?
2.
Bagaimana ciri-ciri air kapur?
3.
Bagaimana dampak penggunaan air kapur?
4.
Bagaimana cara mengolah air kapur agar layak
guna?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Air kapur berasal dari tanah yang banyak
mengadung unsur kapur. Tanah kapur adalah tanah yang terbentuk dari batu kapur
yang mengalami pelapukan. Jenis tanah ini sangat sedikit mengandung unsur hara.
Zat kapur adalah sebuah benda putih dan halus yang terbuat dari batu sedimen,
membentuk bebatuan yang terdiri dari mineral kalsium.
Lapisan tanah atas kapur umumnya tipis sekali dan memiliki sifat
kurang dapat menyerap atau menampung air. Tanah kapur cocok dimanfaatkan untuk
penanaman pohon jati karena sifatnya tidak memerlukan banyak air dalam
pertumbuhannya, seperti di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta dan Blora, Jawa Tengah. Jenis
tanah ini tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku,
dan Sumatera.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat Indonesia pada umumnya
menggunakan beberapa sumber. Baik yang berasal dari sumber alami seperti air
pegunungan, ataupun air sumur dan sumber lain. Namun, di daerah tertentu yang
kadar kapur dalam airnya terbilang tinggi, masyarakat perlu mengolah air secara
khusus untuk menghilangkan kapur sehingga layak untuk dikonsumsi. Sedangkan
kandungan zat kapur dalam air yang masih dalam standar kelayakan air minum
maksimal adalah 500 mg/l.
B. Ciri-ciri Air Kapur
Secara umum, ciri-ciri air kapur yaitu:
1.
Bersifat basa (pH lebih dari 8), sedangkan air normal yang layak konsumsi biasanya
mengandung pH 7,0 (netral).
Menurut standart Keputusan Menteri Kesehatan RI, air minum yang layak konsumsi
tidak boleh mempunyai pH lebih dari 8,5.
2.
Jika air tersebut dimasak, maka akan menimbulkan kerak yang berwarna putih
pada dinding panci. Kerak tersebut dihasilkan oleh zat kapur yang mengendap
pada saat proses pemasakan air.
3.
Memiliki rasa yang sedikit pahit.
4.
Bila digunakan untuk mencuci, akan sulit menghasilkan busa, serta
menyebabkan pakaian putih mudah kusam.
5.
Pada prinsipnya, air yang berkapur
disebabkan karena tingginya kandungan logam tertentu di dalamnya. Biasanya
berupa logam Natrium, Kalium dan Magnesium.
C.
Dampak Air Kapur
Pengkonsumsian air kapur dalam kehidupan sehari-hari memberikan dampak
yang sangat besar. Air yang berkapur tentu saja sangat tidak diinginkan dan
mempunyai dampak negatif. Sebab, selain rasa air yang mengandung kapur tidak
enak, pada penggunaan jangka panjang, air sumur yang mengandung kapur dapat
memicu berbagai macam gangguan kesehatan dan timbulnya bermacam penyakit bagi
tubuh pengkonsumsi.
Penggunaan air berkapur jika
dikonsumsi dalam jangka pendek, dapat mengakibatkan muntaber, diare, kolera,
tipus dan disentri. Sedangkan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan penyakit
keropos tulang, kerusakan gigi, kerusakan ginjal, kandung kemih, hati dan
kerontokan rambut. Dan pada tingkat kronis dapat menyebabkan sakit kanker. Bila
dikonsumsi berlebih dalam jangka lama, dan melebihi standar kelayakan air
minum, akan terjadi penumpukan zat kapur dalam tubuh yang dapat memicu berbagai
penyakit.
Disamping dapat merusak kesehatan tubuh, dampak negatif dari air
berkapur adalah timbulnya kerak putih pada lantai kamar mandi, bak penampung
kamar mandi, keran air, wastafel, atau pada peralatan masak dan jika
dipergunakan untuk mencuci mobil, air berkapur dapat membuat warna kendaraan
menjadi kusam.
D.
Cara Mengolah Air
Kapur Agar Layak Guna
1.
Merebus
Hal pertama yang dapat dilakukan untuk menghilangkan zat kapur pada air
yang akan digunakan dalam sehari-hari, utamanya untuk konsumsi yaitu dengan
memasak atau merebusnya. Mengolah air dengan cara merebus merupakan tradisi
lama yang biasa digunakan untuk memisahkan air dengan zat kapur. Hal ini
membutuhkan tenaga dan waktu yang cukup banyak untuk mengolahnya. Namun, saat
ini sudah jarang ditemui cara pengolahan seperti ini akibat banyaknya waktu dan
tenaga yang terbuang.
Setelah munculnya banyak produsen air minum isi ulang yang murah dan
efisien, mengolah air dengan cara merebus mulai ditinggalkan. Tapi, perlu
diingat juga mengenai kebersihan yang mungkin terabaikan oleh sang produsen.
Pengolahan air dengan proses perebusan dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
·
Alat-alat yang diperlukan:
1. Dandang atau panci
memasak.
2. Air untuk direbus.
3. Kompor minyak tanah
atau kompor gas.
4. Pawon dan kayu bakar
(bagi yang masih pakai kayu bakar).
·
Langkah-langkah:
1. Masukkan air
putih ke dalam panci lalu tutup atasnya.
2. Letakkan panci
diatas kompor.
3. Nyalakan kompor
dengan api yang besar.
4. Tunggu hingga air
mendidih yang ditandai dengan munculnya gelembung air, dan biarkan mendidih
selama kurang lebih 20 menit.
5. Matikan kompor dan
diamkan hingga benar-benar dingin dan kapurnya terpisah.
6. Setelah air
dingin, maka zat kapur yang terdapat dalam air putih akan terpisah dengan
sendirinya. Ada yang mengendap dan ada yang mengambang.
7. Buang lapisan
kapur yg berada di permukaan dan bawah air serta saring dengan kain agar lebih
bersih.
2. Dengan Media
Filter Berupa Resin
Untuk mengatasi air yang mengandung zat kapur tinggi dapat menggunakan
filter air yang berisikan media filter berupa resin. Media filter air
resin berguna untuk menurunkan kandungan kapur dalam air. Biasanya media ini
digunakan untuk usaha depot air minum isi ulang maupun untuk industri atau
perhotelan.
Media filter air resin sebagai penukar ion dapat berupa suatu zat dan penukar
itu sendiri adalah zat padat tertentu yang dapat membebaskan ionnya kedalam
larutan ataupun menggantikan ion lain dari ion larutan.
Resin penukar ion, terbagi menjadi dua
macam yaitu :
a.
Resin Penukar Kation.
Resin Kation adalah resin yang akan menukar atau
mengambil kation dari larutan. (contoh kation : Ca2+ atau Mg2+).
b.
Resin Penukar Anion.
Resin anion adalah resin yang akan menukar dan mengambil
anion dari larutan. (contoh anion : Cl-, NO3- dan SO42-)
Cara kerja alat ini adalah air
dari sumur diambil melalui pompa air dan masuk penampung pertama yang berisi
filter berupa batu kerikil, dan dialirkan ke tabung filter berisi media filter
resin. Kemudian air akan masuk penampungan kedua, dengan angka kesadahan yang
telah mengecil dengan melewati penyaring karbon aktif, mangan zeloit dan
pasir silika.
Setelah melalui
proses tersebut kandungan kapur akan dalam air akan terpisah dan air
pun layak digunakan. Namun jika air hasil filtrasi ingin dapat langsung
dikonsumsi tanpa perlu dimasak, maka diperlukan tahapan filter air selanjutnya untuk membuat air menjadi sehat dan aman untuk dikonsumsi.
3.
Sistem Reserve Osmosis
Sistem
penjernih air yang cukup populer saat ini adalah sistem osmosis balik (reverse
osmosis) atau biasa disingkat dengan RO. Osmosis balik adalah satu sistem
pemurnian air yang digunakan NASA untuk menyediakan air minum bagi astronotnya
ketika berada di dalam pesawat luar angkasa.
Sistem ini
mengandalkan membran khusus dengan diameter pori-pori 0,02 mikron untuk virus
dan 0,001 untuk bakteri. Sebagai perbandingan, ukuran bakteri adalah 0,5
mikron. Air kotor masuk ke membran ini, dan hanya air yang sudah bersih saja
dapat tembus keluar dari membran.
Adapun
termasuk dalam kategori penjernih ini antara lain merek Nesca, Pure Pro, dan
Etech. Rata-rata penjernih air ini memiliki 3-4 tabung penjernih (catridge),
yang berisi filter busa, karbon, atau keramik untuk membuat air jadi bersih.
Air kemudian masuk dalam tabung bersii membran RO untuk membuatnya layak
diminum.
4. Sistem Sinar Ultraviolet (UV)
Sistem UV
ini hanya mampu menembak kuman dan bakteri, tetapi tidak dapat menghilangkan
zat kapur dan besi. Posisi air itu berada di atas lampu ultraviolet. Sinar
lampu inilah yang kemudian menembaki kuman dan bakteri. Namun, zat besi dan
kapur, karena bukan mahluk hidup, ditembak sekencang apapun tetap saja lolos.
Meskipun
begitu, teknologi UV tetap penting dalam rangka memberikan kepastian tidak ada
lagi bakteri atau virus tersisa dalam air. Hanya, sebaiknya, penyaringan ini
diletakkan di akhir rangkaian. Salah satu produk yang menggabungkan sistem
osmosis balik dengan sistem UV adalah merek Oscar dari Taiwan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Air kapur berasal dari tanah yang banyak mengadung
unsur kapur. Tanah kapur adalah tanah yang terbentuk dari batu kapur yang
mengalami pelapukan. Air kapur banyak tersebar di Indonesia. Seperti di
Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Sumatera, ataupun
daerah yang memiliki kontur tanah berkapur.
Ciri-ciri air kapur yaitu: Bersifat basa (pH
lebih dari 8); Jika air tersebut dimasak, maka akan menimbulkan kerak yang
berwarna putih pada dinding panci; Memiliki rasa yang sedikit pahit; Bila
digunakan untuk mencuci, akan sulit menghasilkan busa, serta menyebabkan
pakaian putih mudah kusam; dan terdapat logam Natrium, Kalium dan
Magnesium.
Dampak yang disebabkan oleh air kapur yaitu dampak dalam segi kesehatan
dan non kesehatan yang banyak merugikan manusia. Sedangkan cara untuk mengolah
air kapur ada 4 yaitu dengan cara: merebus, dengan media filter berupa resin, sistem reserve osmosis (RO)
dan dengan sistem sinar ultraviolet (UV). Perlu pengolahan dengan baik agar air
kapur dapat digunakan dan tidak memberikan dampak negatif, utamanya pada
manusia.
Mohon ijin admin , numpang iklan promosi yaa....
BalasHapusKami menjual Batu kapur/ Kapur Aktif / Cao / CaOH2 / Kalsium Oxide / kalsium hidroxie /Limestone/ Quick Lime / Batu gamping / Kapur bakar / Kapur tohor/ Kapur sirih/Cao/ Kalsium Hidroksida/ Kalsium Karbonat / CaCo3 / Kapur pertanian / Kaptan / Kapur padam /Zeolite / Bentonite / Dolomite dll.
Tersedia mesh 80 s/d Mesh 800 dengan kemasan / packing karung / 25 kg , 50 kg , 500 kg , 1000 kg .
Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :
Asep 081281774186
085793333234
Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.
Siap kirim ke seluruh kota di indonesia.
Terimakasih
Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
BalasHapusKaos Islami Dakwah
Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
Hati yang Tulus Tak Bisa Direkayasa